Mohon tunggu...
Muhamad Rafli Pribadi
Muhamad Rafli Pribadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Mercubuana

NIM : 43223010022 Jurusan : Akuntansi Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle

24 Oktober 2024   01:09 Diperbarui: 25 Oktober 2024   08:28 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Muhamad Rafli Pribadi

Nim : 43223010022

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik

Dosen Pengampu Matkul: Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

WHAT?

Apa itu Gaya Kepemimpinan Menurut Aristotle?

Pengenalan tentang Aristoteles sebagai filsuf dan pandangannya terhadap kepemimpinan.

Aristotle, seorang filsuf Yunani yang hidup pada abad ke-4 SM, merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat. Karya-karyanya tentang etika, politik, dan filsafat moral telah menjadi dasar penting bagi berbagai disiplin ilmu, termasuk teori kepemimpinan. Salah satu kontribusi utama Aristotle adalah pemikirannya tentang kebajikan (virtue), yang bukan hanya relevan dalam kehidupan pribadi, tetapi juga dalam konteks sosial dan politik. Pemikiran ini menjadi dasar untuk memahami konsep kepemimpinan yang efektif dan bermoral.

Dalam karyanya "Nicomachean Ethics", Aristotle memperkenalkan gagasan tentang kebajikan sebagai jalan tengah atau keseimbangan antara dua ekstrem, yang disebut mesotes. Kebajikan adalah kualitas moral yang diperoleh melalui latihan dan kebiasaan. Aristotle percaya bahwa setiap orang, termasuk pemimpin, dapat mencapai kebajikan melalui pengembangan karakter dan tindakan yang konsisten dengan prinsip moral.

Dalam konteks kepemimpinan, konsep kebajikan ini sangat relevan. Pemimpin yang baik, menurut Aristotle, bukan hanya seseorang yang mampu mengambil keputusan yang tepat, tetapi juga seseorang yang memiliki karakter moral yang unggul. Kepemimpinan yang baik memerlukan keseimbangan antara berbagai kebajikan, seperti keberanian, keadilan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Pemimpin harus mampu mengatur dirinya sendiri sebelum dapat memimpin orang lain dengan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun