Pada tanggal 26 Juli 2024, dunia memperingati Hari Esperanto, sebuah bahasa internasional yang diciptakan dengan tujuan mengatasi hambatan komunikasi antarbangsa. Hari ini bukan hanya merayakan warisan bahasa Esperanto itu sendiri, tetapi juga mengangkat isu yang lebih dalam tentang kesetaraan bahasa dan mengapa ini penting bagi masyarakat global yang semakin terhubung.
Kesetaraan Bahasa sebagai Hak Asasi Manusia
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama, tanpa diskriminasi berdasarkan bahasa, di antara hal lainnya. Namun, realitasnya, banyak bahasa minoritas atau lokal yang terancam karena dominasi bahasa-bahasa besar dalam interaksi global. Diskriminasi bahasa terjadi ketika kekuatan politik, ekonomi, atau sosial dari sebuah bahasa mengesampingkan kepentingan bahasa lain, sehingga membatasi akses informasi dan kesempatan bagi penutur bahasa yang lebih kecil atau kurang berpengaruh secara politik.
Diskriminasi bahasa bukan sekadar masalah praktis, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan yang sering kali tidak disadari. Ini mengingatkan kita pada tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembangunan global seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, dialog mengenai iklim, atau upaya perdamaian dunia. Penggunaan dominan hanya beberapa bahasa dalam forum internasional dapat menyulitkan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat global.
Esperanto sebagai Solusi Potensial
Esperanto muncul sebagai contoh bahasa internasional yang netral, diciptakan untuk memfasilitasi komunikasi yang adil di antara berbagai kelompok bahasa. Meskipun masih belum digunakan secara luas, prinsip di balik Esperanto memberikan wawasan berharga tentang bagaimana bahasa dapat menyatukan daripada memisahkan.e
Seperti yang diungkapkan oleh beberapa tokoh Afrika yang terkenal, termasuk Julius Nyerere dan Nelson Mandela, penggunaan bahasa ibu merupakan kunci untuk membangun hubungan yang berarti dan memahami secara mendalam antara individu dan komunitas. Ini menyoroti pentingnya mempertahankan dan mempromosikan keberagaman bahasa sebagai aset budaya yang tak ternilai.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Memperingati Hari Esperanto tidak hanya tentang menghormati keberadaan bahasa ini, tetapi juga untuk merangsang refleksi kritis tentang cara kita menggunakan bahasa dalam masyarakat global yang semakin terhubung. PBB, sebagai forum dialog global, harus terus mengeksplorasi cara untuk mewujudkan prinsip kesetaraan bahasa dalam prakteknya, memastikan bahwa semua suara didengar dan dihormati, tidak peduli dari mana asalnya.
Jadi, pada tahun 2024 ini, mari kita memperingati Hari Esperanto dengan komitmen untuk memahami, menghormati, dan mempromosikan kesetaraan bahasa. Ini bukan hanya tentang mengadopsi Esperanto sebagai bahasa tambahan, tetapi juga tentang mengakui pentingnya mendukung semua bahasa dalam upaya mencapai kesetaraan dan keadilan global yang sejati. Melalui kesadaran akan diskriminasi bahasa dan upaya kolektif untuk menciptakan ruang bagi semua bahasa, kita dapat mencapai tujuan bersama menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H