Mohon tunggu...
Muhamad Ali
Muhamad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hello there! I'm a passionate content creator, avid blogger, and video enthusiast based in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Sejarah ChatGPT: Dari Generasi Pertama Hingga GPT 3.5

28 Juli 2023   14:56 Diperbarui: 28 Juli 2023   14:59 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ChatGPT. Foto: Pexels.com

ChatGPT adalah salah satu produk paling menonjol dari keluarga model bahasa generatif GPT (Generative Pre-trained Transformer) yang dikembangkan oleh OpenAI. GPT-3.5 merupakan salah satu model kecerdasan buatan tercanggih yang ada pada saatnya (sampai dengan batas pengetahuan pada September 2021). Untuk memahami sejarah ChatGPT, kita perlu mengulik perjalanan pengembangan dari generasi sebelumnya hingga terbentuknya model yang sangat kuat ini.

Generasi GPT Sebelumnya

Sebelum munculnya ChatGPT, ada beberapa generasi sebelumnya dari model GPT yang telah mengalami pengembangan secara bertahap. Generasi pertama GPT, yaitu GPT-1, dirilis oleh OpenAI pada Juni 2018. GPT-1 memiliki 117 juta parameter dan telah menunjukkan keberhasilan yang mengesankan dalam tugas-tugas pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP), seperti penerjemahan teks dan menjawab pertanyaan.

10 Fakta Unik ChatGPT: Mengungkap Misteri di Balik Cerdasnya Kecerdasan Buatan

GPT-2: Lonjakan Besar dalam Kapasitas

Generasi berikutnya, GPT-2, menjadi titik balik dalam sejarah pengembangan GPT. Ketika dirilis pada Februari 2019, GPT-2 menawarkan lonjakan besar dalam kapasitas, dengan 1,5 miliar parameter. Kapasitas yang lebih besar ini membantu meningkatkan pemahaman bahasa dan kemampuan Chatbot dalam menghasilkan teks yang lebih lengkap dan koheren. Namun, OpenAI awalnya enggan merilis GPT-2 karena khawatir potensi penyalahgunaan dalam menghasilkan teks-toks palsu dan menyesatkan.

Menghadapi Tantangan Penyalahgunaan

Ketimbang merilis GPT-2 secara langsung, OpenAI memilih untuk mengeluarkan versi beta terlebih dahulu dan memberi akses terbatas ke model tersebut. Langkah ini memberikan waktu bagi peneliti dan masyarakat untuk memahami dan mengevaluasi dampak potensial dari model dengan kapasitas besar ini. Setelah melihat respons positif dari komunitas peneliti dan fokus pada upaya penanggulangan penyalahgunaan, OpenAI akhirnya merilis GPT-2 secara terbuka pada November 2019.

GPT-3: Kemajuan Pesat

Pada Mei 2020, OpenAI meluncurkan GPT-3, generasi terbaru dalam keluarga GPT, yang menjadi terobosan besar dalam bidang kecerdasan buatan. GPT-3 mengejutkan dunia dengan kapasitas luar biasa sekitar 175 miliar parameter, sekitar 100 kali lebih banyak dari GPT-2. Kemampuan model bahasa yang telah meningkat dengan drastis ini memungkinkan GPT-3 untuk menyelesaikan berbagai tugas bahasa dengan tingkat akurasi yang mengesankan.

Peningkatan Chatbot dengan GPT-3.5

Setelah keberhasilan GPT-3, OpenAI terus berusaha meningkatkan modelnya untuk lebih tepat, lebih cepat, dan lebih ekonomis. Inilah lahirnya GPT-3.5, yang merupakan perbaikan dari GPT-3 dan mencakup berbagai penyesuaian untuk memberikan pengalaman Chatbot yang lebih baik.

Mengenal ChatGPT: Meningkatkan Interaksi Manusia dengan Kecerdasan Buatan

Skenario Chatbot yang Luar Biasa

GPT-3.5 menjadi bagian dari penelitian dan pengembangan OpenAI untuk menghadirkan Chatbot yang lebih cerdas dan lebih berguna bagi pengguna. Model ini dapat diimplementasikan dalam berbagai aplikasi, termasuk pelayanan pelanggan, asisten digital, dan banyak lagi. GPT-3.5 menawarkan potensi untuk mengubah cara interaksi manusia dengan mesin, menghadirkan kemungkinan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Tantangan dan Tujuan di Masa Depan

Meskipun GPT-3.5 telah mengalami peningkatan besar dalam kemampuan bahasa, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangan ChatGPT ke depannya. Salah satunya adalah meningkatkan pemahaman konteks yang lebih kompleks dan mengatasi bias yang mungkin terkandung dalam data latihan.

OpenAI juga berkomitmen untuk terus memperbaiki etika dalam penggunaan Chatbot, melindungi privasi pengguna, dan mengurangi potensi dampak negatif seperti penyalahgunaan teknologi. Upaya untuk menghadapi tantangan ini akan membawa kecerdasan buatan lebih dekat ke era di mana interaksi antara manusia dan AI menjadi semakin harmonis dan bermanfaat.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun