Mohon tunggu...
Muhamad Nour
Muhamad Nour Mohon Tunggu... Lainnya - Just do it

Full-time aid worker, love traveling, and a foodie

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Roma, Kota yang Unik

13 Januari 2023   17:45 Diperbarui: 13 Januari 2023   17:51 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berangkat malam jam dari Turino, markas Juventus, dini hari bis "Flixbus" yang aku tumpangi berhenti di kota Genoa, kota yang terletak di tepi laut Mediterania, berganti bis, sebelum melanjutkan perjalanan ke Roma. Ternyata leletnya jam keberangkatan juga terjadi di negara yang dianggap maju. 

Di tengah dingin musim gugur menggigil dibawah pohon Zaitun, aku sabar menanti kedatangan bis. Aku memperhatikan hilir mudik orang berwajah arab khas Afrika Utara dan Afrika yang mencari kesejahteran di Eropa. Ada wanita muda yang wajahnya cantik tersembunyi dibalik kerudung nya, cantik sangat. Aku beberapa kali menghembuskan nafas lewat mulut untuk menghangatkan tubuh. 

3 jam menunggu, bis akhirnya datang, dengan kantuk yang tak tertahankan, aku harus berhadapan dengan ketidakberaturan, karena kursi diduduki oleh orang lain, karena menurut dia, di bis ini, bebas duduk tanpa harus lihat nomor kursi. Aku berkeras, karena ini kursi yang nyaman, dekat jendela. Berdebat dengan bahasa Tarzan, nampaknya keahlianku, sambil ku tunjukan tiket dan nomor kursi ku, aku terus ngomel-ngomel "my chair, you go you go", dengan nada mengusir. Akhirnya, doi pergi. Mungkin beda kalo yang menduduki kursi ku ini, sang wanita dari Moroko tadi...

Jam 10.00 pagi, bis tiba di terminal Autostazione Tiburtina kota Roma!. Tak percaya rasanya, tiba-tiba aku sudah di Roma, kota legenda yang hanya ku tau dari peribahasa "banyak jalan menuju Roma" dan cerita Gladiator yang ku baca dari buku Asterix dan Obelix di perpustakaan kota Samarinda, tempat ku kuliah. Ingin aku berteriak, aku di Roma, terima kasih Tuhan!. 

Colosseum yang legendaris itu yang sudah didepan mata, aku langsung menuju stasiun kereta Termini menuju stasiun Colloseo.  Di dalam kereta ini, melihat sekeliling, penumpang dan interior keretanya, seketika aku ingat KRL bekas Jepang yang beroperasi di Jabodetabek, kita punya jauh lebih baik, lebih bersih, lebih teratur dan rapi. 

Keluar dari stasiun Colosseo, bangunan batu mirip stadion GBK berwarna pucat langsung terlihat. Colosseum telah didepan mata, tempat para gladiator bertempur di depan Julius Caesar. Pohon Zaitun menghiasi kemegahan kuno Colosseum, jawara peradaban dunia. 

Wajah wajah Asia selatan juga sangat kental di bagian penjualan tiket, penjual suvenir, mereka kebanyakan dari Bangladesh. Ada juga wajah Asia tenggara tentunya, mereka kebanyakan orang dari Filipina, yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Tak heran, banyak sekali komunitas Filipina di berbagai penjuru kota di Italia termasuk Roma. 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Spanish steps. Dokpri
Spanish steps. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun