Mohon tunggu...
Muhamad Nizar Fahmi
Muhamad Nizar Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang mahasiswa yang haus akan ilmu pengetahuan terkait pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Psikologi Stres Kerja

2 Desember 2024   20:02 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Psikologi Stres Kerja

Stres kerja merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh banyak individu dalam dunia profesional. Dalam psikologi, stres kerja didefinisikan sebagai respons mental, emosional, dan fisik terhadap tuntutan pekerjaan yang dirasakan melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Fenomena ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari tekanan waktu, konflik interpersonal, hingga ketidakpastian mengenai peran yang harus dijalankan.

Penyebab utama stres kerja sering kali berkaitan dengan beban kerja yang berlebihan. Individu yang dihadapkan pada tenggat waktu yang ketat atau target yang terlalu tinggi cenderung mengalami tekanan yang intens. Selain itu, ketidakjelasan dalam tugas dan tanggung jawab juga dapat memicu kecemasan. Dalam situasi seperti ini, karyawan merasa kehilangan arah dan tidak yakin terhadap ekspektasi yang harus dipenuhi. Lingkungan kerja yang tidak mendukung, seperti hubungan yang buruk dengan rekan kerja atau atasan, semakin memperburuk kondisi tersebut.

Dampak stres kerja tidak hanya dirasakan secara emosional, tetapi juga fisik. Gangguan kesehatan seperti insomnia, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular sering kali dikaitkan dengan stres yang berkepanjangan. Secara psikologis, individu yang mengalami stres kerja cenderung merasa cemas, mudah marah, atau bahkan depresi. Dalam jangka panjang, stres yang tidak dikelola dapat menyebabkan burnout, yaitu kelelahan emosional yang membuat seseorang kehilangan motivasi dan efisiensi dalam bekerja.

Mengatasi stres kerja membutuhkan pendekatan yang holistik, baik dari individu maupun organisasi. Individu dapat memulai dengan manajemen waktu yang baik, seperti menyusun prioritas dan menghindari multitasking yang berlebihan. Latihan relaksasi, seperti meditasi atau yoga, juga efektif untuk mengurangi ketegangan. Selain itu, penting untuk mencari dukungan, baik dari teman, keluarga, maupun konselor profesional, untuk berbagi beban emosional.

Di sisi lain, organisasi juga memegang peranan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, seperti jam kerja fleksibel, dapat membantu karyawan mengurangi tekanan. Selain itu, pelatihan manajemen stres dan komunikasi yang terbuka antara atasan dan bawahan sangat penting untuk membangun budaya kerja yang positif.

Dengan memahami psikologi stres kerja, individu dan organisasi dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi yang efektif. Stres kerja memang tidak dapat sepenuhnya dihindari, tetapi dengan pendekatan yang tepat, dampaknya dapat diminimalkan. Pada akhirnya, upaya untuk mengelola stres kerja tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu, tetapi juga mendorong produktivitas dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun