Mohon tunggu...
MUHAMAD NAUFAL RAMADHAN
MUHAMAD NAUFAL RAMADHAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Ilmu Ekonomi/Universitas Brawijaya

Saya anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir di kota kecil yaitu Kabupaten Lamongan. Saya seorang mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap pengembangan blockchain khususnya smart contract.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pasca Krisis Keuangan 2008: Antara Perbankan dan Mata Uang Kripto

18 Oktober 2023   15:39 Diperbarui: 18 Oktober 2023   15:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : https://www.redfin.com/news/housing-impact-of-2008-financial-crisis/gambar

 

Kembali kepada timeline dimana bencana setelah The Great Depression 1936 terjadi yaitu Krisis Keuangan 2008.

Sewell Chan seorang editor dan reporter yang bekerja pada The New York Times menilai bahwa Krisis Keuangan 2008 tidak terhindarkan karena kegagalan regulasi pemerintah dalam merespon kegagalan yang terjadi di pasar dan menemukan laporan atas ketamakan regulator. 

"The majority report finds fault with two Fed chairmen: Alan Greenspan, who led the central bank as the housing bubble expanded, and his successor, Ben S. Bernanke, who did not foresee the crisis but played a crucial role in the response," kata Sewell Chan dalam artikel berjudul Financial Crisis Was Avoidable, Inquiry Finds diterbitkan oleh The New York Times. (25 Januari 2011)

Berdasarkan hasil investigasi oleh Financial Crisis Inquiry Commission selaku institusi yang menyelidiki penyebab Krisis Keuangan 2008, menyatakan bahwa banyak pemangku kebijakan dan institusi keuangan yang menyebabkan bailed out bank seperti Lehman Brothers dan Bear Stearns. Laporan dengan 576 halaman dirilis itu juga menilai bahwa New York Fed gagal merespon masalah pada Lehman Bank. Bubbling House sampai mortgage yang tidak terkontrol menyebabkan kepanikan publik dan sistem bank disini memiliki kontribusi signifikan dalam munculnya krisis pada saat itu sehingga turunnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah khususnya mekanisme bank.

  

Sumber : freepik.com
Sumber : freepik.com

Di sisi lain, salah satu mata uang kripto yaitu Bitcoin muncul ke permukaan di awal tahun 2009 dengan Satoshi Nakamoto yang seorang anonim melakukan transaksi pertamakali-nya.  Kegagalan otoritas bank sebagai intermediasi menjadikan Bitcoin salah satu alternatif penggunaan uang fiat. Teknologi blockchain dibalik Bitcoin mampu tidak menghadirkan pihak ketiga atau dalam hal ini bank dalam melakukan transaksi jual-beli. Keseluruhan diatur oleh jaringan mekanisme-nya sendiri melalui desentralisasi. Pengguna didalamnya dan di seluruh dunia ikut berpartisipasi dalam menjaga ekosistem tersebut tetap berjalan dan Bitcoin menawarkan transparansi dan keamanan yang tidak dapat diakses oleh bank-bank konvensional.

Meskipun begitu, tren mata uang kripto sebagai alat pembayaran dinilai belum "sah" oleh banyak negara seperti salah satunya Malaysia melalui penetapan bank sentral mereka. Likuiditas yang rendah dan nilai-nya cenderung volatil di pasar dunia menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk bertranformasi kepada mata uang kripto, walaupun fitur yang ditawarkan dapat "melepaskan diri" dari sistem perbankan.

Respon dari perubahan harga pada Bitcoin selalu bergerak negative terhadap berita kegagalan perbankan seperti pada kasus Bank Sillicon Valley. Perubahan dinamika keuangan dunia telah berpindah jauh dari metode tradisional sebelumnya. Sistem pembayaran selama 15 tahun pasca Krisis Keuangan 2008 pada dunia tetap dominan berpegang pada mata uang yang diterbitkan oleh bank sentral. Sedangkan, mata uang kripto sedang mengalami tren naik khususnya pada sekitar tahun 2021 dan sedikit menurun pada akhir tahun 2022.

Kembali lagi bahwa sistem pembayaran akan diakui masyakata ketika polemik sosial dimana teknologi berkembang secara masif menawarkan keefisienan yang berbeda jauh dengan cara konvensional. Perbankan perlu mengamankan sistem yang jauh lebih transparatif dan menjaga kredibilitas lembaga keuangan yang sudah ada dari nilai mata uang suatu negara itu sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun