Mohon tunggu...
Muhammad Nandar
Muhammad Nandar Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN SGD BANDUNG dan sekaligus pencari jati diri dengan mengeksplorasi kemampuan dalam bidang imajinasi bebas...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadi Penulis

2 Oktober 2012   16:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


waktu lagi rame - ramenya banyak SEMINAR di kampus gue. gue nyoba ikut seminar yang membahas tentang jurnalistik. acara tersebut diadakan selama tiga hari dua malam dan dilaksanakan di salah satu pesantren di BANDUNG. gue mengikuti acara tersebut dengat hati senang dan riang gembira yang membara (padahal waktu tu gue lagi tekanan batin masalah perasmaran).

pada hari pertama rencananya bakal dimulai seperti yang direncanakan yaitu jam 8 pagi. namun seperti sudah menjadi BUDAYA BANGSA, acara tersebut layaknya benda imut favorite gue yang dapat berubah-ubah bentuk (dibaca : karet). acara dimulai jadi hampir jam 9 lebih. dan itupun dilewati dengan badan yang penuh keringat yang menempel ke badan gue seperti lendir yang menempel pada belut. gue inget waktu itu gue buru2 dan berangkat tanpa mandi dulu di rumah. 'kampret gue lupa mandi, mudah2an bau badot gue ga kecium sama mereka' sebut gue dengan khawatir dalam hati persis layaknya aktor aktor sinetron kalo lagi kebelet mo pergi ke WC.

sesampainya di tempat yang udah ditentukan. kita langsung duduk di tempat duduk (aneh ni otak penulis). kita kumpul di teras pesantren yang nyaman dan luas, gue berpikir klo aja ni teras rumah punya gue, gue bakal bikin ring SMACKDOWN yang sangat mewah dan mahal dan juga mengadakan pertandingan yang seru dengan menjual tiket- tiket ke penonton. dan yang masuk ke pikiran gue yang jadi pemainnya yaitu artis - artis indonesia yang di anugerahi bibir bibir di atas rata rata (gue nyebut gitu biar kedengaran lebih manusiawi dari pada kata "MONYONG") . kebayang mereka bertarung bukan pake tenaga tapi pake bibir layaknya dua ekor cupang yang suka di tarungin sama adek gue.

hari demi hari di seminar itu gue jalanin dengan hati yang masih gak tau jalan jalan dimana. sumpah. waktu tu gue gak kepikiran buat konsen pada seminar tu. itu mungkin karena emang hati gue lagi galau.

semua pelaksanaan seminar bersama para narasumber hebat pun gue lewatin dengan otak yang masih kosong. klo aja ada yang nanya tentang isi seminar tu, kayaknya gue bakal jawab seperti kedelai eh keledai yang klo di tanya bakal ngeluarin suara yang konsisten "ngok ngok ngok..." ( emang gitu suaranya?? serah deh)

tapi ada satu, dua ,tiga, dan seterusnya kalimat yang terngiang di telinga gue. kalimat yang sangat bijak, sebijak kalimat yang nenek gue sering ingetin ke gue waktu gue masih kecil dan lucu klo gue lupa cebok setelah beres ritual suci yang gue lakuin di tempat favorite gue ampe sekarang (wc).  'untuk jadi penulis itu tidak sulit. tidak perduli kita tidak bisa aturan menulis seperti tanda, rangkaian kalimat, ejaan yang benar, dan lain lainnya. karena semuanya dimulai dari kata "MENULIS". jadi tulislah apa yang ada di pikiran kalian. apapun dan dimanapun itu.' (ya tentunya kata -kata yang gue tulis ini banyak perubahannya. karena gue yakin orang aslinya bakal ngomong kata ini dengan rangkaian kata yang lebih indah daripada kata yang gue tulis ini kaya aki - aki kejepit sama sleting celananya.)

dan syukur setengah mampus. gue gak pulang dengan tangan eh otak yang kosong banget. seenggaknya gue punya kata - kata petuah yang bakal gue bagi ntar di kampus ke temen -temen gue. dan tu juga yang gue praktekin sekarang. gue menulis apa yang ada di otak gue saat ini. dan alhasil otak gue nge heng karena harus merangkai kata -kata yang indah. namun gue gak perduli sama akhir dari tulisan yang gue tulis ini, tentang :

1. dicacitentang tulisan ini

2. dihina tentang tulisan ini

3 dikucilkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun