Kisah cinta gue memang kisah cinta yang lurus seperti jalan tol. Bukan lurus tanpa halangan. tapi lurus dengan PENOLAKAN. (Baca dengan gaya yang lebih didramatisir)
Bakat bokap gue yang katanya penakluk wanita ternyata kemampuannya tidak turun ke gue. Itu sekaligus melemahkan pribahasa lama yang berbunyi ”buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”. Dan nyatanya gue memang jauh dari bakat bokap gue.
Sepertinya gue adalah buah yang jatuh deket sungai yang mengalir deras. Terbawa arus sampai ke perkampungan lalu dipungut sama anak kecil. Waktu mau dimakan kepergok sama ortunya, dibuang ke sungai lagi lalu hanyut lagi mengikuti arus, lalu di pungut sama kucing. Anjing datang kucing menghilang, buah tertendang masuk ke jurang. Jadi gue tekanin lagi lagi lagi dan lagi bahwa gue adalah buah yang jauh dari pohonnya!!
Flashback ke waktu SMA. Gue adalah lelaki yang punya rekor. Rekor gue bukan rekor muri kaya ....... main hula hula terlama yang kaya ga ada kerjaan atau kaya ..... seperti yang kurang perhatian. Rekor gue adalah REKOR PENOLAKAN TERBANYAK (gue bingung harus bangga atow kecewa dengan rekor ini).
Pelaku penolakan pertama gue adalah GITA (bukan nama sebenernya tentunya. Gue takut dituduh mengharumkan namanya karena tidak bodoh nerima gue). Dia cewe yang berbadan biasa, dengan penampilan biasa, tinggi biasa, rambut biasa, wajah biasa kulit yang biasa, sikap biasa dan hal hal biasa seperti cewe biasa lainnya, Namun bagi hati gue, dia LUAR BIASA.
Dia pelaku penolakan gue yang pertama tapi bukan sekali kalinya. Tidak tanggung tanggung, dia nolak gue sebanyak 4 kali berturut turut.
Cara gue nembang memiliki cara yang berbeda beda. Mulai dari sms, telephone, surat, sampai akhirnya face to face (utuk care face to face gue kaya orang yang udah ga kentut selama seribu tahun ditahan. Gak di keluarin gue super sakit. Dikeluarin gue super malu maluin).
Untuk sms gue memulai dengan sms biasa
“hai!! Lagi apa??” sms gue buat buka persmsan.
“lagi tiduran. Kamu??” jawab dia disebrang sana.