Mohon tunggu...
Muhamad Misbakhudin
Muhamad Misbakhudin Mohon Tunggu... -

seorang pencari yang tengah menelusuri diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyeberangi Selat Jailolo

25 Januari 2016   12:02 Diperbarui: 25 Januari 2016   12:24 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pada buih-buih itu, ia menitipkan rindu gunung-gunung yang kini menjadi kelabu sebab laut adalah susu bagi ribuan perahu yang melayarkan mimpi pulau-pulau.

pada rindu gunung-gunung yang kini kelabu ia menitipkan dzikir batu-batu sebab tanah telah menjadi ibu bagi doa-doa yang terus merinduimu

pada dzikir batu-batu, ia menuliskan rindu sebab angin terus menggerus aku jadi debu yang tak henti mencarimu

pada angin yang terus menggerus aku, ia mendaraskan namamu, seperti bening laut memendam deru

Jailolo, 2014

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun