Penelitian juga mengungkapkan bahwa puncak punggungan dicirikan oleh kecepatan gelombang seismik yang sangat rendah, yang dapat dikaitkan dengan ekspansi termal dan fraktur mikro yang berhubungan dengan upwelling magma. Dari sinilah Teori Tektonik Lempeng mulai diterima dan dikenal seperti sekarang dengan persebaran seperti gambar di bawah.
Prinsip Teori Tektonik Lempeng
Setelah mengetahui sejarah perkembangannya, kita dapat mengetahui bahwa prinsip utama dari teori ini adalah bumi tersusun atas lempeng-lempeng yang bergerak. Lempeng tersebut dapat berupa kerak Samudra, kerak benua, ataupun gabungan dari kedua lempeng tersebut. Lantas apa yang menyebabkan lempeng tersebut bergerak? Jawabannya adalah karena adanya arus konveksi yang berupa perpindahan panas pada lapisan astenosfer.
Pergerakan lempeng tersebut menyebabkan terjadinya interaksi antar satu lempeng dengan lempeng lainnya yang berpusat di sepanjang batas dari lempeng-lempeng itu. Interaksi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Gerakan ini terjadi ketika dua empeng bertemu dan saling mendekat. Gerak konvergen dapat menyebabkan fenomena subduksi dan kolisi.
Subduksi sendiri merupakan proses dimana lempeng yang lebih tipis masuk ke bawah lempeng yang lebih tebal. Contoh fenomenanya berupa terciptanya Palung Jawa akibat proses subduksi antara kerak benua dengan kerak Samudra pada Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan kolisi merupakan tumbukan dua lempeng yang menyusul adanya proses subduksi. Contoh fenomena kolisi adalah terciptanya Pegunungan Himalaya pada kontinen India yang berkolisi dengan kerak benua pada lempeng Eurasia.
Gerakan ini terjadi ketika dua lempeng bumi saling menjauh satu sama lain. Gerak divergen dapat menyebabkan adannya mid-oceanic ridge ataupun rift valley.
Rift valley merupakan fenomena ketika lempeng benua terbelah menjadi dua karena adanya intrusi magma di tengah lempeng tersebut. Intrusi magma biasanya disebabkan oleh gerak arus konveksi yang mendorong lempeng tersebut ke dua arah yang berbeda.
Gerak transform merupakan gerakan yang terjadi ketika dua lempeng bergesekan dengan arah yang berbeda.
Gerak transform dapat menimbulkan patahan yang menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik (transform fault). Yang membedakan gerak transform dengan strike slip adalah pada gerak transform terjadi pergerakan antar dua lempeng. Sedangkan pada strike slip terjadi pergerakan dalam satu lempeng yang sama.
Referensi
Teori Tektonik Lempeng - Insan Pelajar
Continental Drift (Pergeseran atau Pengapungan Benua) (gurukerumah-ab.com)
Bukti Teori Continental Drift Wegener | Gurugeografi.id
seafloor spreading | Evidence & Process | Britannica
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten | MENGENAL TEORI TEKTONIK LEMPENG (bantenprov.go.id)