Senat Belanda, civitas akademika, dan Mahasiswa Indonesia di Belanda (PPI) pada tanggal 25 Oktober 2017 kemaren kedatangan tamu Istimewa, yakni mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), DR. Rizal Ramli yang jadi pembicara utama tentang "Asian Century and Indonesian Maritime Strategy", di Gedung "Plenary Hall" Senat Belanda. DR. Rizal Ramli berbicara dengan tema " The future of Indonesia: maritime and economic perspektives"
Keistimewaan tersebut selain sebagai tamu adalah salah satu ekonom paling handal di Indonesia, DR. Rizal Ramli juga pernah sebagai salah satu penasehat ekonomi PBB dan mantan Menko kemaritiman di era pemerintahan Joko Widodo.
Acara Indonesian Netherland Society tersebut merupakan acara pertama kali diadakan oleh senat Belanda dan dibuka oleh Mrs. Ankie Broekers-Knol, President of the Dutch Senate dan dilanjutkan
Duta Besar Indonesia di Negeri Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja. dan Acara inti dipandu oleh Dr. Willem F. van Eekelen, yang merupakan mantan Menteri Pertahanan Belanda dan Senator Presentasi DR. Rizal Ramli dibahas oleh Prof dr. Frits Blessing dari Universitas Leiden dan M. Michiel van der Mey.
Pandangan dan pikiran-pikiran DR. Rizal Ramli yang di sampaikan di gedung senat Belanda tersebut semakin terlihat sangat istimewa ketika para peserta yang hadir begitu antusiasme luar biasa mendengar pidato DR. Rizal Ramli ketika menjelaskan tentang perspektif kemaritiman dan ekonomi.
Sekjen PPI Belanda, Yance Arizona yang begitu antausias dan terkesan mendengarkan pandangan dan pikiran-pikiran DR. Rizal Ramli dalam forum bersejarah tersebut mengungkapkan kekagumannya dengan mengatakan "Beliau (DR. Rizal Ramli) selain ahli dalam bidangnya juga seorang pendidik dan punya kemampuan dalam eksekutorial dan juga punya persfektif yang luas terhadap kepentingan Indonesia. Beliau itu selain aktifis , akademisi, juga pejabat yg mempunyai dedikasi yg tinggi untuk Indonesia".
Prof. DR. D. Henley, yang juga profesor of contemporary Indonesia studies, school of Asian studies Leiden University juga sangat terkesan dengan pandangan dan pikiran DR. Rizal Ramli yang disampaikan dalam forum tersebut.
Melalui presentasinya, DR. Rizal Ramli menyampaikan bahwa Abad ke-21 akan menjadi Abad Asia. Apakah akan terjadi kebangkitan Asia yang demokratis, atau negara yang tersentralistik, atau keduanya dalam koeksistensi damai? Apa pun yang terjadi, saya berharap bahwa abad ke-21 akan menjadi Asia yang damai dan sejahtera, kata DR. Rizal Ramli.
"The 21th Century is going to be the Asian Century. The key question, is it going a rise of democratic Asia, or Centralized State, or both in the peaceful co-existence ? Whatsever happen, I do hope that the 21st Century is going to be a peaceful and prosperous Asia."
DR. Rizal Ramli berpandangan bahwa persepsi yang berkembang untuk (ekonomi negara) dapat tumbuh dengan cepat dan mencapai pertumbuhan dua digit, negara-negara Asia harus mengikuti jalur negara terpusat, yang telah terbukti mencapai pertumbuhan dua digit selama dua dekade.
Menurut DR. Rizal Ramli, Persepsi itu belum tentu benar: sebuah negara demokratis Jepang juga mampu mencapai pertumbuhan dua digit di bawah Perdana Menteri Ikeda selama dua dekade di tahun 1950an. Pendorong utama pertumbuhan tinggi adalah strategi dan kebijakan yang menghambat pertumbuhan sektor swasta dan negara menjadi harmoni yang progresif. Dengan menggabungkan kebijakan perdagangan dan industri yang efektif, kebijakan nilai tukar strategis yang kompetitif, dan kebijakan sosial yang agresif. Demokrasi Asia dapat mencapai pertumbuhan yang tinggi dan mencapai kemakmuran dengan memiliki campuran kebijakan yang efektif, dan kepemimpinan yang mengubah visi menjadi kenyataan.