Gaduh Blok Masela
Mereview sedikit kebelakang soal gaduh blok Masela terkait apakah pemanfaatnya melalui kilang darat (onshore) atau terapung di laut (offshore). Waktu itu Menteri Koordiantor Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli (RR) bersama-sama rakyat yakin, pemanfaatan lapangan gas Blok Masela akan memperhatikan kepentingan daerah sekitar ladang gas khususnya, dan kawasan Indonesia Timur.
Apalagi Presiden sudah memberi arahan agar pemanfaatan gas bumi tidak hanya dijadikan sumber pemasukan dalam bentuk devisa. Namun Gas juga harus dilihat sebagai sarana penggerak ekonomi, baik nasional maupun daerah sekitar.
Melalui keyakinan ide dan spirit perjuangannya, menko RR yakin jika pemanfaatan ladang gas abadi di blok Masela harus berdampak pada pembangunan ekonomi kawasan Indonesia Timur, khususnya Maluku dan sekitarnya.
Keyakinan RR adalah dengan metode darat (On Shore) maka akan mampu memberi multiplier effect seluas-luasnya, baik dalam hal penyerapan tenaga kerja, penyerapan tingkat kandungan lokal, transfer teknologi, maupun pembangunan industri petrokimia dsb.
Keputusan Presiden
"Ini adalah sebuah proyek jangka panjang tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu dari kalkulasi perhitungan, pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung kita putuskan dibangun di darat,"
Pengumuman keputusan presiden soal blok Masela itu di sambut haru dan gembira seluruh rakyat Indonesia sekaligus sebagai momentum paradigma baru pengelolaan SDA yang memberikan nilai tambah kepada masyakarat yang lebih luas. tidak terkecuali menko RR, "Yang merasa menang itu rakyat Indonesia, rakyat Maluku, itu senang sekali dan banyak yang SMS, saya terharu, mereka sedih campur gembira ternyata Presiden Jokowi sungguh-sungguh melaksanakan agar supaya sumber daya alam (SDA) betul-betul untuk rakyat Indonesia,"
Perjuangan Belum Selesai