Transformasi Digital: Tantangan dan Solusi Melalui Tata Kelola Informasi
Artikel yang ditulis oleh Struijk et al. (2023), berjudul "Navigating digital transformation through an information quality strategy: Evidence from a military organisation", menawarkan pandangan yang mendalam mengenai pentingnya kualitas informasi dalam proses transformasi digital (TD), terutama di organisasi pra-digital. Diterbitkan pada Januari 2023 di Information Systems Journal (Volume 33, Isu 4), artikel ini menjelaskan betapa kompleks dan menantangnya transformasi digital bagi organisasi yang belum terbiasa menggunakan teknologi digital. Menggunakan studi kasus organisasi militer dengan nama samaran AirTrans, artikel ini menyoroti bagaimana strategi kualitas informasi (IQ) yang tepat dapat menjadi solusi utama dalam meningkatkan efisiensi operasional.
Dalam konteks global, transformasi digital telah menjadi keharusan bagi organisasi yang ingin tetap kompetitif. Pada tahun 2021, 91% organisasi di seluruh dunia telah melaporkan setidaknya satu inisiatif transformasi digital, namun tingkat kegagalan yang tinggi, mencapai sekitar 70%, menunjukkan bahwa perubahan ini tidak mudah untuk diimplementasikan (Forbes, 2021).Â
Salah satu faktor kunci yang sering diabaikan adalah kualitas informasi. Informasi yang akurat, lengkap, dan mudah diakses memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan. Penulis artikel ini menegaskan bahwa organisasi pra-digital seperti AirTrans, yang sebelumnya tidak terlalu bergantung pada teknologi digital, menghadapi tantangan unik dalam mengadopsi teknologi baru, terutama terkait dengan manajemen dan tata kelola informasi.
AirTrans, sebagai organisasi militer multinasional, mengalami tantangan besar dalam menyusun strategi transformasi digital. Terlepas dari tekanan dari para pemangku kepentingan untuk mengadopsi teknologi digital, mereka menghadapi hambatan signifikan terkait kualitas informasi, seperti aksesibilitas, ketepatan waktu, dan akurasi informasi. Studi ini menawarkan wawasan penting tentang bagaimana organisasi serupa dapat memanfaatkan strategi IQ yang tepat untuk memperbaiki proses operasional dan mencapai tujuan transformasi digital.
***
Dalam artikel ini, Struijk et al. (2023) menunjukkan bahwa kualitas informasi adalah inti dari transformasi digital yang berhasil. Penelitian ini menyoroti bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi AirTrans adalah kurangnya fokus pada tata kelola informasi, yang mengakibatkan hambatan dalam proses transformasi digital.Â
Dari total 204 dokumen organisasi yang dianalisis dan 43 wawancara semi-terstruktur yang dilakukan, ditemukan bahwa informasi yang tidak tepat waktu, sulit diakses, dan kurang akurat menjadi penghalang besar bagi efektivitas organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi yang bertransformasi secara digital tidak cukup hanya mengadopsi teknologi baru; mereka harus memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dan diproses oleh sistem ini dapat diandalkan dan mudah diakses oleh para penggunanya.
Salah satu kontribusi terbesar dari penelitian ini adalah penekanan pada strategi kualitas informasi (IQ) yang efektif, yang terdiri dari dua elemen utama: teknologi dan tata kelola IQ. Penulis mencatat bahwa penerapan teknologi digital tanpa tata kelola IQ yang baik sering kali menyebabkan ketidakpuasan dan resistensi dari karyawan.Â
Di AirTrans, karyawan menunjukkan ketidakpuasan karena sering kali harus berhadapan dengan data yang tidak konsisten atau tumpang tindih. Sebagai contoh, saat meminta prosedur operasi standar, sering kali karyawan menerima lima versi berbeda dari prosedur yang sama dari berbagai orang. Situasi seperti ini tidak hanya memperlambat operasi, tetapi juga menurunkan kepercayaan karyawan terhadap kualitas data yang ada.
Dalam konteks yang lebih luas, ini juga mencerminkan tren global di mana kegagalan transformasi digital sering kali disebabkan oleh kualitas data yang buruk. Gartner (2022) memperkirakan bahwa sekitar 25% dari biaya proyek transformasi digital dialokasikan untuk memperbaiki masalah kualitas data. Ketika data yang dihasilkan oleh sistem informasi tidak sesuai dengan harapan, keputusan bisnis yang diambil berdasarkan data tersebut dapat menjadi salah arah, menyebabkan organisasi gagal mencapai tujuannya. Dengan demikian, Struijk et al. memberikan peta jalan yang jelas bagi organisasi untuk mengadopsi strategi IQ yang mencakup tidak hanya teknologi tetapi juga kebijakan dan proses yang jelas untuk memastikan kualitas informasi.