Perkenalkan nama saya Muhamad Jamal dengan NIM 41421110028 dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro . Pada kesempatan kali ini saya akan mengupas tuntas bagaimana cara menjadi Sarjana yang bahagia serta memiliki kemampuan untuk melakukan practical value rationality agar mahasiswa dapat menjadi sarjana yang unggul, Kompeten, dan Profesional.
Kebahagiaan sangat sering sekali dikaitkan dengan banyak faktor, salah satunya termasuk dari pendidikan. Keterkaitan faktor ini mengacu pada bagaimana pendidikan tinggi seperti kuliah dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang di masa yang akan datang.
Cara apa yang digunakan untuk mengamatinya?
Pandemi COVID-19 telah banyak mengubah mindset seorang siswa apakah pendidikan tinggi sepadan dengan kebahagiaan karier dan hidup di masa depan atau justru sebaliknya. Sebab masa pandemi telah membentuk sistem baru di mana mahasiswa tak lagi perlu ke kampus dan bisa belajar secara daring atau online.
Kondisi pembelajaran seperti ini faktanya memunculkan persoalan lain. Salah satunya adalah mahasiswa akan lebih banyak menyisihkan uang untuk keperluan akses internet mereka.
CNBC Make It mencatat, beberapa dari mahasiswa yang kuliah online pada masa pandemi cenderung memiliki krisis utang yang meningkat. Hal ini diperparah dengan semakin kacaunya pasar kerja di mana industri membutuhkan pengalaman lapangan, sementara mahasiswa hanya hidup di dunia online selama kuliah. Hingga pada akhirnya mahasiswa mulai mempertanyakan: apakah pendidikan tinggi sepadan untuk kebahagiaan yang ingin mereka capai atau tidak.
"Pendidikan Tinggi Berkorelasi dengan Kebahagiaan Masa Depan"
Untuk membahas bagaimana kebahagiaan dapat dicapai, tentu akan menjadi perdebatan yang sulit disepakati banyak orang. Namun, kebahagiaan yang di definisikan sebagai kepuasan jalan hidup seseorang, mungkin dapat dilihat dari kacamata pendidikan.
Hal ini dapat mulai diamati dari seseorang saat memilih jurusan terbaik menurut minat dan bakat yang mereka miliki, menemukan tujuan karier dan hidup, lalu setelahnya kita dapat melihat bagaimana kuliah bisa mempengaruhi sebuah kebahagiaan.
Psikolog perkembangan dan profesor psikologi pada Clark University, AS, Jeffrey Arnett menjelaskan adanya korelasi antara pendidikan dan kebahagiaan di masa depan.
"Pendidikan mungkin berkorelasi lebih kuat dengan kebahagiaan masa depan sepanjang masa dewasa daripada variabel lainnya," ucapnya dikutip dari laman CNBC.