Mohon tunggu...
Muhamad Jaelani Asy Ary
Muhamad Jaelani Asy Ary Mohon Tunggu... Lainnya - mengambar

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Book

Referensi Kehancuran dan Kebangkitan dalam Sebuah Novel "Sayap-Sayap Patah"

19 Juni 2023   17:29 Diperbarui: 19 Juni 2023   17:36 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://e-comex-plus.com/wp-content/uploads/2022/09/4.png

Buku ini biasanya ditulis sebagai orang pertama, dengan Gibran sendiri yang menceritakan kisah tentang berkah yang dia terima dan pahitnya cinta. Dia dipaksa menikah dengan orang yang lebih tinggi dari wanita yang dicintainya. Selma Karamy adalah nama pacarnya yang notabene adalah anak dari teman dekat ayahnya saat masih kecil. Selma dibesarkan tanpa seorang ibu dan memuja ayahnya yang kaya dan terpelajar. Sayangnya, kekuatan umat beragama dengan motif material dan posisi menghalangi rasa cinta dan kasih sayang ini untuk bertahan lama.

Saat Gibran pergi ke rumah Selma untuk menemui Farris Effand, ayahnya, Gibran jatuh cinta pada pacarnya. Gibran diminta untuk mengingat cerita masa kecil Farris tentang ayahnya karena ia adalah anak dari seorang teman dekat. Kemudian, Gibran sering pergi ke rumah Farris untuk berbicara dengannya dan memperhatikan Selma, wanita yang sangat dicintainya. Ternyata Selma juga memuja Gibran. Ketika ayahnya menemukan hubungan itu dan menerimanya, itu menjadi semakin menarik. Mereka menghabiskan waktu bersama mengalami perasaan cinta dan kasih sayang sebagai hasilnya. Saat pendeta melamar Selma kepada keponakannya, terjadilah badai. Lamaran keponakannya bukanlah cinta dan kasih sayang yang tulus. Namun, ada upaya untuk memisahkan Selma dari ayahnya.

Saya merasa simpati dan iba atas hubungan Elma dengan keponakan pendeta tersebut karena pendirian yang saat itu dianggap berwibawa digunakan untuk tindakan sewenang-wenang. Oleh karena itu, Farris mengabulkan permintaan tersebut, meskipun dengan penyesalan yang mendalam. Kekaguman Gibran dan Selma tak berhenti sampai di situ. Meskipun Selma menikah dengan keponakan pendeta, mereka sering bertemu di kuil tua dengan representasi Ishtar dan Kristus, mantan dewi kasih sayang dan sekarang teman yang membutuhkan.

Selma akhirnya mengambil keputusan untuk putus dengan Gibran suatu hari nanti. Gibra terhindar dari penderitaan lebih lanjut oleh Selma, yang juga menderita penyakit berkepanjangan, dengan keputusan penting ini. Setelah meyakinkan Selma untuk melarikan diri, Gibran setuju dengan keputusan kekasihnya.

https://e-comex-plus.com/wp-content/uploads/2022/09/4.png
https://e-comex-plus.com/wp-content/uploads/2022/09/4.png
karena Selma tidak bisa terbang karena sayapnya patah. Selma meninggal tak lama setelah melahirkan anaknya, yang seperti kata pepatah, "hidup hanya sesaat dari senja hingga fajar." Gibran pun membawa jenazahnya ke tempat ia meninggal. Jadi, penderitaan Gibran sudah berakhir. Walaupun penulis menggunakan bahasa yang sulit dipahami, cerita dalam buku ini sangat menarik dan mampu membuat pembacanya menangis. seorang wanita tak berdaya yang tidak bisa membela diri atau bersatu kembali dengan orang yang dicintainya. 

Dalam The Wing of Broken Wings karya Gibran, Kahlil bersikap ironis meski menikah dengan pria yang tidak mencintainya. Cinta adalah kematian dan tidak dapat diintegrasikan. Dalam novel ini, pembaca didorong untuk membayangkan dan menyelidiki kemungkinan hasil cerita untuk mengalami narasi aslinya.

Novel ini memiliki cerita yang bagus yang membuat pembaca penasaran dan selalu ingin tahu bahwa setiap halaman atau halaman adalah cerita berikutnya. Karena penulis tampaknya menceritakan pengalaman pribadinya sendiri, novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama dari tokoh utama dan memiliki plot yang kompleks. Lagu-lagu novel ini naratif dan deskriptif, dan menampilkan dialog antar karakter yang menonjol dalam cerita. Novel ini menawarkan perspektif yang segar berbeda dengan kisah cinta Arab serupa seperti Nizami Laila dan Majnun. Merenggut cinta sang kekasih adalah persoalan dalam Broken Wings karya Kahlil Gibran, sedangkan dalam Laila Majnun, persoalannya adalah keluarga sang kekasih. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun