Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan, dengan grove (bahasa Inggris) yang berarti belukar. Sementara itu dalam literatur lain disebutkan bahwa istilah mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu Kuno).
Di Indonesia banyak tersebar luas wisata hutan mangrove dan salah satunya ada di PIK Jakarta. Alamat lengkapnya yaitu di Jalan Katamaran Indah 1 RT.7, RT.1/RW.7, Kapuk Muara, Kec. Penjaringan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14460.
Disini saya akan membahas beberapa hasil observasi yang dilakukan ketika mengunjungi wisata hutan mangrove yang berada di PIK Jakarta. Hal pertama yang di bahas yaitu SDM dan SDA, untuk SDM yang mengelola wisata hutan mangrove ini berada dibawah naungan Perhutani dan sudah terstrukur secara sistematis untuk pekerjaannya.Â
Untuk SDA yang sudah kita ketahui bersama, wisata hutan mangrove ini berisikan tanaman bakau dan ada beberapa hewan yang hidup di dalamnya. Hal kedua ada tempat potensi kecelakaan,
Sebagai contoh dengan menerapkan pengecekan serta peremajaan terhadap pohon bakau yang ada ditempat tersebut dan juga saya memberikan masukan di adakannya atap di bagian tertentu atau yang rawan kecelakan selain menghindari atau meminimalisir adanya kecelakan atap yang dibangun juga berfungsi sebagai tempat untuk berteduh ketika hujan datang.Â
Selain gambar diatas ketika saya melakukan observasi saya menemukan adanya bagian kosong pagar yang berwarna hijau, bagian kosong ini menimbulkan jarak antara pegangan satu dengan pagar yang lain.Â
Tempat ini sangat berpotensi kecelakan jika saja pengunjang tidak menyadari hal itu atau meleng melihat pemandangan sekitar ketika menyusuri track tersebut.Â
Ide yang saya berikan untuk pagar yang kosong ini yaitu melakukan pengecekan serta perubahan terhadap pagar-pagar yang sudah usang ataupun yang tidak layak untuk digunakan.Â
Hal ketiga yaitu kotak P3K, di hutan mangrove PIK ini tersedia kotak P3K yang cukup lengkap dan jika ada kecelakaan yang berat pengelola sudah menyediakan mobil untuk membawa korban kerumah sakit terdekat.
Hal keempat ada jalur evakuasi, sangat disayangkan ketika kawasan wisata ini sudah berada dibawah naungan Perhutani namun untuk jalur evakuasi masih menjadi satu dengan jalur wisata.Â
Hal kelima yaitu tingkat keamanan, tingkat keamanan sebelumnya sudah dijelaskan di poin kedua, selain itu tampaknya sudah cukup aman dan kondusif untuk barang bawaan dan pribadi.Â