Transportasi umum di kota metropolitan Jakarta saat ini sungguh tidak aman dan tidak nyaman, padahal masyarakat ibukota negara Indonesia ini membutuhkan transportasi umum yang aman dan nyaman. Satu-satunya angkutan yang paling aman dan paling nyaman di antara pilihan yang paling tidak aman dan paling tidak nyaman adalah busway.
Busway belum bisa dijadikan sebagai pilihan transportasi masal karena keterbatasan daya angkutnya. Kereta api merupakan satu-satunya pilihan untuk transportasi masal dan cepat. Sejak tahun 1870, Jakarta sudah memiliki jalur kereta api dengan rute dari Pelabuhan Sunda Kelapa menuju stasiun Gambir. Jalur ini didirikan oleh pemerintahan Belanda. Sementara kereta api listrik mulai dioperasikan sejak tahun 1930 dengan rute dari Jakarta Kota ke Bogor. Tampaknya setelah berpuluh-puluh tahun kemudian, saat ini jalur kereta api di kota Jakarta tidak banyak berubah. Semakin tua umur kota Jakarta namun sistem transportasi tidak juga bertambah baik, khususnya kereta api. Pemerintah Indonesia belum mampu mendayagunakan secara optimal sistem transportasi kereta api.
Coba tengok sistem perkeretaapian di kota Jakarta, sudah bosan mendengar jalur KRL Jakarta Bogor terhenti akibat kereta mogok atau listrik padam. Padahal di jalur ini merupakan jalur andalan angkutan masal dari kota Jakarta ke arah selatan. Bahkan mungkin P.T. Kereta Api sebagai pihak terkait pun merasa bosan dengan permasalahan ini. Pada akhirnya solusi belum terpecahkan juga sementara tuntutan untuk membuat sistem transportasi yang handal di Jakarta semakin berat, maka yang terjadi adalah saling menuding dan saling menyalahkan antara beberapa pihak terkait, yakni Kementerian Perhubungan, Pemda DKI, dan P.T. Kereta Api Indonesia.
Jika pemerintah berniat yang kuat untuk membenahi sistem transportasi masal di kota Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia, maka dengan mudahnya akan membuat jalur-jalur kereta api yang melintas perkantoran dan pemukiman di seluruh wilayah Jakarta. Mari kita lihat peta jalur kereta api di Jabodetabek.
[caption id="attachment_86620" align="aligncenter" width="600" caption="Jalur Kereta Api Jabodetabek"][/caption]
Saat ini jalur KRL Jabodetabek seperti tampak pada peta dengan jalur yang berwarna biru. Jalur ini sudah puluhan tahun tidak bertambah, hanya bertambah rute saja, seperti rute baru KRL Ciliwung yang melayani jalur memutar dari Manggarai, Tanah Abang, Kota Bandan, Pasar Senen, Jatinegara, dan kembali lagi ke Manggarai. Tujuan semula dari jalur ini mungkin untuk melayani penumpang di sekitar perkantoran dan perniagaan, namun dengan frekwensi kereta yang rendah dan tidak ada sinkronisasi dengan jadwal kereta Jabodetabek lainnya, maka jalur ini tidak akan efektif.
Jalur KRL Jabodetabek belum mengakomodir lokasi-lokasi yang padat penumpang seperti Pulogadung, Rawamangun, Blok M, Kuningan, Ciledug, dan tempat-tempat lainnya. Terjadilah arus penumpang padat yang kurang tertampung dengan angkutan umum mobil pada jam-jam sibuk menambah padatnya lalulintas kota Jakarta. Kini saatnya kereta api akan melayani trayek di tempat-tempat tersebut dengan membangun jalur-jalur kereta pendek yang menghubungkan stasiun kereta yang saat ini ada.
Pada peta terlihat jalur kereta baru warna merah yang menghubungkan daerah-daerah perkantoran dan perniagaan padat. Jalur ini bisa dibangun secara bertahap dengan jalur bawah tanah subway. Tapi kalau memungkinkan bisa dibangun di atas permukaan tanah dalam bentuk jembatan layang dengan pertimbangan biaya.
Ada 3 jalur baru yang bisa dibangun yang terintegrasi dengan jalur lama. Ketiga jalur ini bentuknya kring yang saling bertampalan satu sama lainnya. Kring I menghubungkan stasiun Gambir, Pasar Senen, PRJ Kemayoran, Kelapa Gading, Pulogadung, Rawamangun, Pondok Jati, Manggarai, GOR Kuningan, dan Sarinah Thamrin. Kring II menghubungkan Tanah Abang, Sarinah Thamrin, GOR Kuningan, Mampang Prapatan, Kemang, Blok M, Kebayoran, Permata Hijau, Kebon Jeruk, dan Slipi. Kring III menghubungkan Blok M, Kemang, Pasar Minggu, Ragunan, Fatmawati, Pasar Jumat, Pondok Betung, Bintaro, Ciledug, Joglo, Puri Indah, Kebon Jeruk, Permata Hijau, dan Kebayoran. Jalur tambahan dapat dibuat dari Puri Indah ke Bandara Soekarno Hatta melalui stasiun Kalideres. Jalur ini bisa terhubung dengan ketiga kring yang ada.
Sementara stasiun transit yang menghubungkan antara jalur lama dan jalur baru adalah stasiun Pasar Senen dan Pondok Jati dari jalur KRL Bekasi. Stasiun Gambir, Manggarai, dan Pasar Minggu dari jalur KRL Depok/Bogor. Stasiun Tanah Abang, Kebayoran, dan Pondok Betung dari jalur KRL Serpong. Stasiun Kalideres dari jalur KRL Tangerang.
Kelak jika jalur baru ini sudah operasional tentu saja sistem KRL Jabodetabek harus terintegrasi dengan jalur baru tersebut. Seluruh sistem harus canggih mulai dari jadwal yang tepat waktu, ketersediaan rangkaian KRL yang padat pada jam-jam sibuk, dan pelayanan yang bagus dengan sistem otomatisasi yang canggih. Jakarta akan mempunyai sistem transportasi yang aman dan nyaman dengan ketepatan jadwal yang tinggi.
Mungkinkah? Sangat mungkin sekali. Masalah dana? Pembangunan jalan tol bisa terpenuhi, pembangunan jalan layang di dalam kota bisa terlaksana, pembangunan gedung DPR yang canggih bisa terwujud, pembuatan sistem busway bisa operasional, apalagi yang membuat kendala? Jangan membuat-buat persoalan menjadi seakan-akan sulit dan dana yang terbatas, ini hanya masalah tekad yang kuat mulai dari presiden, wakil presiden, dewan rakyat yang kurang terhormat, pemerintahan daerah dalam hal ini gubernur DKI, dan pemerintahan terkait lainnya.
Apakah masih layak membangun subway dari Lebak Bulus ke Jakarta Kota? Padahal masih ada alternatif yang lebih bermanfaat dan efektif. Apakah ini sekedar politis saja? Bukankah banyak para pakar transportasi yang belum dicocok hidungnya?
Dengan demikian kita bisa ke Bandara Soekarno Hatta dari Ragunan dengan aman dan nyaman, karena kelak akan ada jalur ekspres langsung ke Bandara. Penduduk kota Surabaya, Medan, Makasar bisa wisata ke Ragunan dengan cepat, aman, dan nyaman, bahkan bisa ditempuh dalam seharian penuh.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H