Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HUT RI ke- 77, Arti Pentingnya Belajar Sejarah Bangsa untuk Generasi Muda

5 Agustus 2022   18:41 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:46 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soekarno-Hatta/Foto: Tribunnews 

(05/08/2022)- Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta di Jalan Pengangsaan Timur, No 56, Jakarta. Sekitar jam 10.00 ketika itu, masih masuk bulan suci Ramadan dan kebetulan bertepatan dengan hari Jumat hari yang paling istimewa dalam agama Islam.

Secara de jure tanggal keramat tersebut sampai saat ini selalu dianggap sebagai lepasnya Indonesia dari belenggu Jepang maupun pasukan Belanda yang dibonceng oleh NICA.

Meskipun setiap tahun kita selalu memperingati peringatan HUT RI setiap tahunnya, namun pada dasarnya Indonesia baru benar-benar merdeka selepas adanya kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar ( KMB) tanggal 27 Desember 1949.

Selain itu, beberapa kesalahan yang cukup fatal dalam setiap peringatan HUT RI justru sering digelar di kawasan Istana Kepresidenan bukan ditempat yang kini menjadi kawasan Tugu Proklamator,yang semestinya dilakukan di sana karena fakta sejarah yang sebetulnya proklamasi dibacakan di tempat tersebut.

Berbagai bukti dari rumah yang sudah dihancurkan atas perintah Soekarno tersebut, sepertinya adanya Tugu Ikatan Wanita Jakarta pada peringatan HUT RI ke-1, Gedung Pola dan Tugu Petir.

Hal ini perlunya menjadi perhatian yang nyata bukan hanya bagi masyarakat melainkan bagi pemerintah yang seharusnya bisa membuat generasi saat ini paham akan sejarah bangsanya. Hilangnya Rumah Proklamasi yang dirobohkan atas perintah Soekarno sebetulnya menjadi problematika tersendiri karena kita seakan kehilangan jejak penting dari berdirinya bangsa ini.

Pendirian Tugu Proklamator yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1980 justru semakin menghilangkan jejak asli tempat proklamasi dikumandangkan. Meskipun maksud dari didirikannya Tugu Proklamator bertujuan bagus dan mengedukasi.

Keberagaman tugu, bangunan dan lain sebagainya yang dibangun jauh sesudah proklamasi sebetulnya sah-sah saja untuk dibuat atau dibangun namun bukti primer atau utama peristiwa sejarah menjadi hilang karena sudah lenyap dan bahkan sudah diubah total isinya.

Masyarakat Indonesia,sendiri masih banyak yang tidak mengetahui sejarah bangsanya terkhusus bagi kalangan Gen Z dan Gen Alfa yang terlanjur dicekoki oleh sejarah bangsa lain yang dirasa lebih superior ketimbang bangsanya sendiri.

Pembelajaran sejarah bangsa di sekolah harus digiatkan kembali agar generasi muda paham dan mengerti akan sejarah bangsanya sendiri. Tidak bermaksud menggurui atau menyinggung siapapun, artikel ini ditulis murni dari pengalaman pribadi penulis yang kebetulan berkuliah di jurusan sejarah yang dirasa masih kurang direspon baik oleh masyarakat di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun