(13/06/2022)- Pemakaman Emmeril Kahn Mumtadz sudah selesai dilakukan siang tadi sekitar jam 11.30 di pemakaman keluarga tepatnya di kompleks yang nantinya akan dibangun Masjid sekaligus Islamic Center, di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.
Jenazah pria yang lahir tahun 1999 itu, dipulangkan ke tanah air pada hari Sabtu (11/06) dari Kota Bern,Swiss dan tiba di Indonesia pada hari Minggu sekitar jam 15.30 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Selepas tiba di Gedung Pakuan,Kota Bandung, pada malam harinya Ridwan Kamil selaku ayah kandung dari Eril, menjadi Imam Sholat Gaib dan nampak keluarga juga sudah ikhlas dengan takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT kepada lulusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung tersebut.
Dalam prosesi pemakaman yang dilakukan pada hari ini, lautan manusia tumpah ruah mulai dari Gedung Pakuan, sampai ke Cimaung dimana Erik dikebumikan. Doa,lantunan sholawat, dan karangan bunga terus menerus hadir memenuhi di sepanjang jalan.
Selepas prosesi acara pemakaman selesai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan dalam konferensi pers bahwa ia sekeluarga sudah Ikhlas dan menerima apa yang terjadi kepada putra sulungnya tersebut. Ridwan juga menambahkan bahwa ia semakin ikhlas dan tenang karena banyak masyarakat yang secara sukarela menyampaikan belasungkawa serta doa selama proses pencarian 14 hari kebelakang sampai hari ini.
Dalam keterangan pers di Cimaung, Ridwan Kamil juga menyebut bahwa nama Masjid yang akan dibangun didekat pusara putranya itu akan diberikan nama Masjid Al-mumtadz. Nama ini merujuk pada nama belakang Eril.
 Pihak keluarga juga sudah memperbolehkan masyarakat untuk berziarah kubur dengan waktu di hari ini mulai jam 13.00-17.00 dan hari Selasa-Minggu jam 08.00-17.00. Atalia selaku Ibu dari Eril juga meminta agar masyarakat yang ingin berziarah di lain hari saja hal ini demi mengurangi dampak kemacetan di sekitar area pemakaman karena letaknya yang persis berada di Jalan Banjaran.
Sementara itu, masyarakat yang ingin datang ke Gedung Pakuan, tetap diperbolehkan namun, hanya dibatasi sampai teras dan ruang pemberian ucapan duka cita yang disediakan oleh pihak keluarga. Dari sini nampak jelas bahwa sosok pria yang dikenal low profile, pintar, religius serta aktif dalam kegiatan sosial ini patut untuk ditiru perbuatan baiknya semasa hidup.
Agaknya Kota Bandung sendiri sudah cukup lama tidak dipenuhi oleh lautan manusia yang ingin mengucapkan dukacita dan salam perpisahan, hal seperti ini pernah terjadi 27 silam ketika Nike Ardilla meninggal dunia setelah menabrak bak sampah di Jalan R.E Martadinata yang merenggut jiwanya di usia yang baru menginjak 19 tahun.
Saat ini yang dibutuhkan oleh Eril hanyalah doa dan keikhlasan dari semua pihak agar diberikan kemudahan dan ketenangan serta harapan agar keluarga dikuatkan dan di tabahkan untuk menghadapi ujian ini.