Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Lahir Pancasila, Momentum Upaya Rekatkan Kembali Bangsa

1 Juni 2022   04:19 Diperbarui: 5 Juni 2022   08:50 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(01/06/2022)- 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila yang dicetuskan oleh Soekarno dalam rapat Badan Penyelidikan Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI) sebetulnya bukan hanya Soekarno yang mengusulkan ideologi negara yaitu Mochamad Yamin diantaranya, namun karena usul Soekarno dirasa lebih mumpuni maka dipilihlah usul tersebut sehingga kemudian melahirkan 5 sila yang kita kenal seperti sekarang ini setelah perbaikan sana-sini agar mencakup semua kepentingan bangsa.

Negara yang baru merdeka dengan Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 tersebut sejatinya belum benar-benar merdeka karena belum mempunyai pengakuan kedaulatan dari negara-negara yang sudah berdiri melainkan baru sedikit yang mengakui kemerdekaan Indonesia sedikit diantaranya yang paling awal mengakui Indonesia adalah Mesir. 

Ada sebagian pihak yang beranggapan Palestina merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia padahal Palestina sendiri belum merdeka sampai sekarang, jadi Mesir lah yang bisa dikatakan sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Sila-sila yang ada dalam Pancasila merupakan keputusan final yang disepakati oleh para pendiri dan pahlawan bangsa yang bukan hanya bertujuan mengakomodir semua masyarakat melainkan pula mengikat rasa persaudaraan dan kebhinekaan agar perbedaan yang ada tidak membuat bangsa Indonesia, terpecah belah melainkan semakin erat dan harmonis demi menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Terlepas dari adanya keinginan sejumlah pihak yang ingin merubah dasar negara baik sejak kemerdekaan Indonesia seperti  Angkatan Bersenjata Ratu Adil ( APRA), Darul Tauhid/Tentara Islam Indonesia ( DI/TII), Republik Maluku Selatan ( RMS), Partai Komunis Indonesia ( PKI) Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI) serta Front Pembela Islam ( FPI) agaknya menjadi sebuah pembelajaran besar sekaligus tantangan yang nyata agar bangsa ini selalu berhati-hati dan terus menghentikan oknum-oknum yang bisa memecah belah bangsa. 

Dalam hal ini kita melihat bahwa sebenarnya, kehadiran mereka bukan sebatas ingin mengubah ideologi Pancasila melainkan ada motif terselubung didalamnya untuk mementingkan kelompok mereka tersendiri tanpa melihat fakta sejarah di lapangan.  

Perjuangan melawan penjajah sebetulnya dilakukan oleh semua masyarakat di Hindia-Belanda bukan hanya dilakukan oleh para ulama, santri dan golongan Islam semata melainkan agama lain seperti Hindu,Buddha, Konghucu ,Kristen turut andil dalam upaya kemerdekaan sekaligus mendirikan bangsa Indonesia.

Peringatan hari lahir Pancasila sendiri mulai diperingati sebagai hari libur nasional setelah Presiden Jokowi menandatangani Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016 yang menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. 

Tidak salah rasanya jika masyarakat diwajibkan memperingati lahirnya rumusan ideologi bangsa Indonesia yang bukan hanya seremonial belaka, melainkan bahwa proses membuat ideologi itu tidak mudah justru memerlukan proses yang panjang dan berliku.

Momentum 1 Juni seharusnya dijadikan sebagai ajang perbaikan bangsa dan pemahaman untuk masyarakat agar mengetahui sekaligus memiliki jiwa kebangsaan, persatuan sampai rasa persaudaraan dan nasionalisme yang besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun