(12/04/2022)-Â Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa pada hari Senin 11 Mei 2022, resmi berakhir sore hari kemarin. Kegiatan yang dihadiri oleh ribuan massa dari hampir seluruh kampus di Indonesia ini, berjalan lancar tanpa adanya hambatan serta kericuhan pada awalnya.
Namun, siang menjelang sore, Dosen Universitas Indonesia sekaligus Pegiat Media Sosial Ade Armando, yang hadir di dalam demo yang digelar di depan Gedung Kura-kura yang awalnya ingin turut hadir dalam unjuk rasa tersebut, pada akhirnya justru dikeroyok, dipukuli, ditelanjangi oleh sekelompok orang yang bukan mahasiswa melainkan oknum yang tidak bertanggungjawab yang bertujuan memprovokasi mahasiswa dan aparat keamanan.
Untungnya, Ade masih bisa terselamatkan oleh sejumlah petugas keamanan yang langsung membopongnya ke dalam Gedung MPR/DPR. Kericuhan sebenarnya mulai terjadi ketika Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, Ludwig Paulus, Rahmat Gobel serta didampingi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hadir menemui massa. Padahal tujuannya untuk meredam massa agar segera pulang ke daerah masing-masing.
Dari pengeroyokan ini, kita bisa tahu bahwa masih banyak orang yang dengan mudahnya memukul sesama manusia sampai babak belur demi memecah belah bangsa. Rasanya miris jika orang tersebut dengan mudahnya mau menuruti karena diperintahkan oleh orang-orang yang ingin Indonesia tercerai-berai.
Pada kejadian yang terjadi kemarin merupakan sebuh pembelajaran bukan hanya untuk mahasiswa namun juga untuk petugas kemanan yang tergabung dalam Polisi dan TNI. Terlepas dari itu semua, yang paling dikhawatirkan adalah adanya oknum-oknum yang menyusup masuk sekaligus menunggangi kepentingannya masing-masing.
Irjen Fadil Imran selaku Kapolda Metro Jaya, dalam keterangan pers yang dilakukan sesudah adzan Maghrib kemarin malam menjelaskan bahwa ada sekitar 6 orang aparat yang melindungi Ade Armando, terluka dan justru hal ini dilakukan oleh sejumlah orang oknum non mahasiswa yang semakin beringas untuk melakukan pengeroyokan kepada 6 orang anggota Kepolisian, yang melindungi Ade Armando.
Kapolda Metro Jaya, menambahkan bahwa seharusnya jika ingin menggelar demonstrasi harus jauh-jauh hari diberitahukan baik mulai dari elemen apa saja yang akan datang, tuntutan yang diajukan dan lain sebagainya agar pihak keamanan bisa maksimal dalam proses mengamankan demonstrasi. Irjen Fadil juga menegaskan hal ini murni demi keamanan dan tidak ada upaya untuk menghalangi apalagi tidak memberi ruang untuk menyampaikan pendapat.
Ini ada gambar anggota yang melakukan evakuasi menolong saudara Ade Armando. Ada 6 anggota kami yang terluka. Pada saat terjadi perlawanan oleh  massa kelompok non mahasiswa tersebut, saya bersama dengan Pangdam Jaya dan pasukan dari Polda dan dari Polda Metro Jaya, turun langsung bersama untuk memulihkan situasi.
Kami menghimbau masyarakat dan ade-ade mahasiswa untuk segera kembali ke rumah tidak memblokir jalan Tol, dan alhamdulilah tadi pukul 17.00 situasi didepan DPR terkendali. Lalu lintas bisa berjalan lancar. Untung situasi didepan Istana di sekitar Patung Kuda berjalan sangat kondusif, aman tidak ada insiden yang berarti. Ucap Kapolda Metro Jaya".
Selain itu, Mayjen TNI Untung Budiharto selaku Pangdam Jaya, juga mengingatkan bahwa di setiap perdamaian akan selalu ada orang-orang yang memprovokasi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi-aspirasinya.
 Aspirasi sudah diterima saya rasa respon pemerintah untuk melaksanakan keinginan para unjuk rasa. Sehingga bulan suci yang saat ini kita lalui, bisa dilaksanakan dengan baik. Jangan sampai ada pertumpahan darah, kita lihat dan sangat prihatin 6 orang aparat keamanan dari kepolisian harus berdarah karena kegiatan ini.
Untuk ini kami minta seluruh masyarakat dan ade-ade mahasiswa untuk menjaga bulan suci ini dengan sebaik-baiknya. Saya menghimbau agar unjuk rasa kali ini selesai untuk dilaksanakan. Kata Pangdam Jaya".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H