(03/04/2022)- Minggu pagi ini kita sudah memasuki waktu bersantap Sahur, dengan  segudang dilema antara bangun sahur atau tidur sampai imsyak. Namun kali ini saya tidak akan membahas sahur akan tetapi, membahas salah satu tradisi yang sering dilakukan oleh anak-anak di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sederajat.
Mungkin anak-anak sekarang sudah sangat jarang diberikan tugas untuk mengejar tanda tangan Ustaz guna memenuhi buku tugas yang diberikan oleh sekolah sebagai bukti mengikuti kuliah Subuh. Anak-anak saat ini, lebih mengenal gadget ketimbang tugas seperti kita yang lahir di tahun 90-awal sampai dengan awal tahun 2000-an yang pernah kita rasakan dahulu.
Zaman sekarang segala sesuatu sudah hampir sepenuhnya beralih ke digital termasuk yang berhubungan dengan ibadah puasa di bulan Ramadan. Mulai dari waktu adzan, tata cara berdoa sampai meminta tanda tangan saya rasa juga sudah dilakukan secara digital terlebih seperti kita ketahui bersama teknologi memang perlahan menggerus tradisi atau kebiasaan bulan suci Ramadan.
Selain memberikan semacam stimulan kepada anak-anak untuk rajin beribadah sekaligus menimba ilmu sedari dini merupakan salah satu manfaat dari mengejar tanda tangan dari Ustaz maupun Ustazah selain untuk mengajarkan anak ibadah puasa dan shalat juga bisa merangsang keinginan anak mengetahui perilaku teladan yang dilakukan oleh para nabi dan rasul terdahulu.
Meskipun terlihat seperti pemaksaan agar anak-anak hadir ke dalam kuliah Subuh, pada dasarnya hal ini dilakukan agar tradisi ini tidak hilang ditelan zaman sekaligus belajar etika dan sopan santun kepada yang jauh lebih tua dimana menghormati orang yang jauh lebih tua pada saat ini, sudah mulai luntur atau hilang karena dianggap kuno atau ketinggalan zaman.
Manfaat lain yang tidak kalah penting dari adanya tradisi berlomba-lomba mencari tanda tangan kepada para Ustaz, dan Ustazah merupakan salah satu cara untuk belajar berusaha mendapatkan segala sesuatu itu tidak mudah dan perlu perjuangan sekaligus mengajarkan anak-anak bahwa kelak di bangku perkuliahan tidak banyak mengeluh jika dosen pembimbingnya sulit untuk dimintai tandatangannya.
Manfaat lainnya adalah anak-anak bisa jauh mengenal agama, dan tradisinya sendiri. Kita mungkin agak miris banyak anak-anak yang lebih mengenal budaya luar ketimbang tradisi bangsa sendiri. Meskipun, kita tidak bisa menolak yang namanya globalisasi, meminta tanda tangan kepada orang yang jauh lebih mengenal agama seperti Ustaz maupun Ustazah bisa menjadi salah satu filter atau upaya penyaringan bagi anak-anak agar tidak sepenuhnya terpapar konten dan kebiasaan negatif dari budaya dan kebiasaan yang diakibatkan dari globalisasi.
Mari kita rawat dan jaga tradisi ini agar tetap lestari sampai kapanpun. Terlepas dari segala hal yang saat ini, sudah serba digital meminta tanda tangan secara langsung untuk keperluan nilai bagi kuliah subuh dalam sebuah buku laporan rasanya masih perlu dilakukan agar anak tidak terlalu fokus kepada gadget dan games. Â Diperkotaan mungkin sudah hampir hilang karena pesatnya pengaruh dari globalisasi. Namun, di daerah pedesaan atau perkampungan seperti tempat tinggal saya masih banyak ditemukan tradisi meminta tanda tangan tersebut.