(22/03/2022)- Seiring bertambahnya usia seseorang semakin padat kegiatannya terutama setelah mengalami masa dewasa. Dari awalnya hanya bermain  robot dan boneka, beranjak sekolah dan akhirnya menyukai lawan jenis sampai pada akhirnya berpikiran tentang masa depan rasanya merupakan alur kehidupan manusia yang sudah di setting oleh Allah SWT, yang tidak bisa diubah oleh siapapun karena merupakan hak-Nya sebagai Pencipta.
Semakin sibuk dengan urusan masing-masing terutama selepas menyelesaikan pendidikan di bangku putih- abu, yang menurut sebagian orang merupakan masa paling indah saya rasa bisa dianggap tepat karena pada masa ini seorang anak baik itu anak perempuan maupun laki-laki mulai mengenal atau mencari jati dirinya yang sudah beranjak menuju gerbang kehidupan yang sesungguhnya.
Di kala kesibukan yang mendera terkadang atau bahkan sering kita akan dihadapkan pada susahnya untuk bisa sekedar bersenda gurau dengan teman-teman semasa sekolah dahulu. Ada yang beralasan sibuk, sudah menikah, bekerja dan lain sebagainya yang tentunya, kegiatan-kegiatan yang sekiranya bisa dilakukan juga selalu tertunda bahkan berujung tidak terlaksana karena ada satu dan lain hal yang terjadi secara tiba-tiba.
Namun sekiranya, jika pun dengan adanya kegiatan yang sebegitu susahnya untuk dikosongkan apakah sesulit lari Marathon dari Anyer- Panarukan ? Dengan hanya angkat telepon via sosial media, luangkan waktu kurang dari satu jam, membalas pesan dan lain sebagainya bagi saya pertemanan bisa dikatakan hal yang penting sekaligus menyebalkan jika terlalu sering tidak menemui titik terang dan terkesan mengabaikan jika terlalu banyak alasan yang dibuat-buat.
Mungkin ada kesibukan di rumah, kampus dan lain sebagainya bisa saja dimengerti jika hal tersebut. Namun banyak alasan ketika diajak dalam sesuatu kegiatan sekedar mengobrol namun tentu tetap dengan protokol kesehatan. Saya rasa baik kita maupun teman harus duduk bersama menyelesaikan apa permasalahan yang merusak hubungan pertemanan yang terjalin sudah sejak lama, apa karena kedua belah pihak, satu pihak saja atau justru memang masanya sudah habis karena terlalu lama tidak bersua.
Sejatinya teman lama atau sahabat lama merupakan pihak kedua setelah keluarga yang dahulu selalu ada setia mendengarkan cerita, sekedar bercanda atau melakukan hal konyol. Pada akhirnya jika enggan melanjutkan hubungan pertemanan resiko-resiko seperti enggannya teman lama menerima atau membantu di kemudian hari tentu sah saja untuk dilakukan, hilangnya rasa percaya dari teman lama sampai pada akhirnya hubungan menjadi renggang merupakan perilaku yang bisa merusak pertemanan.
Jangan sampai kata-kata yang diucapkan kala perpisahan di bangku sekolah seperti" bareng-bareng terus ya". sahabat sejati dan lain sebagainya hanya menjadi kata yang klise dan basi dikemudian hari dan bukannya mengimplementasikan kata-kata tersebut yang hanya dilihat hanya sebatas kenangan belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H