Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ukraina, Perlu Belajar Dari Indonesia Agar Bebas dari Negara Adidaya

8 Februari 2022   05:52 Diperbarui: 8 Februari 2022   07:01 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Ukraina /Foto: Kompas.com

(08/02/2022)- Tensi panas antara Rusia dan Ukraina memanas seiring dengan kedatangan sejumlah pasukan dan alutsista negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut mendekati perbatasan tetangganya yakni Ukraina.

Ukraina sendiri merupakan bagian tidak terpisahkan dari Uni Soviet yang dibubarkan pada tahun 1991. Negara yang beribukota di Kiev ini, mulai mengalami hubungan buruk dengan Rusia sejak wilayah Krimea dicaplok secara sepihak oleh negara adidaya yang beribukota di Moscow itu.

Ukraina Perlu Belajar Dari Indonesia

Konferensi Asia-Afrika 1955/ Foto: Kompas.com
Konferensi Asia-Afrika 1955/ Foto: Kompas.com

Negara kita Republik Indonesia memiliki peranan penting sejak kemerdekaannya tahun 1945. Indonesia sendiri melakukan diplomasi secara damai alias bebas aktif dengan tidak memihak pada pihak manapun.

Indonesia semakin memperjelas netralitasnya saat menghadiri Konferensi Kolombo di, Sri Lanka tahun 1954 yang beranggotakan India, Myanmar, Pakistan, Indonesia dan Sri Lanka.

Konferensi ini menghasilkan sebuah keputusan bahwa harus diadakan konferensi kembali secara luas agar negara-negara dunia tidak masuk ke dalam pertempuran Blok Barat dan Blok Timur.

Kemudian demi melanjutkan cita-cita tersebut saat itu, Ali Sastroamidjojo mengusulkan diadakannya konferensi dan Indonesia sebagai tuan rumahnya. Meski demikian empat negara lain yang hadir dalam Konferensi Kolombo awalnya menolak usulan Indonesia.

Untuk menindaklanjuti Indonesia maka sebuah konferensi dilakukan pada tanggal 28-31 Desember 1954 di Bogor, Jawa Barat. Konferensi ini kemudian dikenal sebagai Konferensi Bogor dalam konferensi tersebut lima negara sponsor yang dihadiri oleh Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri Burma ( Myanmar) U Nu, Perdana Menteri India Pandit Jawarhal Nehru, Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Bogra dan Perdana Menteri Srilanka Sir John Kotelawala.

Kelima negara sepakat untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika tanggal 18-24 April 1955 di Bandung. Yang dihadiri oleh 29 negara di Asia dan Afrika dengan demikian Indonesia berhasil menghimpun 29 negara itu bahkan setelahnya banyak negara yang merdeka di Asia dan Afrika dari Konferensi Asia-Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun