(14/01/2022)- Gempa magnitudo 6,7 SR mengguncang Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pukul 16.49 pusat gempa terjadi di  7.03 LS- 105.25 BT dengan jarak 52 km Barat Daya dan kedalaman 10 km.
Wilayah Banten terkhusus Kecamatan Sumur merupakan salah satu wilayah rawan bencana yang perlu diwaspadai dan diperhatikan oleh pemerintah setempat agar meminimalisir korban jiwa dan kerugian material yang besar.
Letak geografis Indonesia yang berada di lingkaran cincin api atau ring of fire serta berada di Lempeng Asia Pasifik yang merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik lainnya yaitu Lempeng Indo- Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Sebelumnya wilayah provinsi paling barat di Pulau Jawa ini sempat dilanda bencana gempa bumi sebesar 6,1 SR pada 23 Januari 2018 Â yang mengguncang Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak Banten. Gempa disertai Tsunami pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau juga terjadi di pesisir pantai Banten mengakibatkan 426 Â korban jiwa tewas, 7.202 luka-luka dan sisanya hilang.
Satu jam kemudian  pukul 16.49 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) melalui website resminya mengkoreksi besaran guncangan gempa 6,7 SR yang terjadi pada hari ini Jumat (14/01/2022).
Besaran gempa diubah menjadi 5,7 SR dengan jarak 54 km Kecamatan Sumur, Banten. Sampai saat ini pendataan oleh pemerintah Kabupaten Pandeglang tengah dilakukan untuk mendata jumlah korban jiwa, luka-luka dan kerusakan sejumlah bangunan dan infrastruktur.
Menurut Bupati Pandeglang Irna Narulita menyebut sekitar lima rumah rusak, dua korban luka ibu dan anak tertimpa reruntuhan bangunan dan lima kecamatan terdampak oleh  gempa tersebut.
"Dapat laporan dari kecamatan, ada lima rumah yang roboh" saat di wawancarai oleh sejumlah pewarta." Irna juga menjelaskan bahwa bantuan akan segera diberikan setelah proses pendataan selesai dilakukan.
Lantas apa langkah mitigasi bencana yang perlu dilakukan saat terjadinya gempa bumi?