(04/10/2021)- Semenanjung Korea seringkali dilanda gejolak atas sejumlah aksi baik itu dilakukan oleh Pyongyang maupun oleh Seoul isu ini masih sering terjadi sampai saat ini.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, baru- baru ini dikabarkan ingin kembali menormalisasikan saluran komunikasi yang sempat terputus dengan Korea Selatan.
Pada tahun 2018 yang lalu Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In sempat bertemu di Zona Demiliterisasi lokasi batas kedua negara yang sudah dipisahkan secara politik pada masa Perang Korea terjadi antara tanggal 25 Â Juni 1950 sampai 27 Juli 1953.
Secara historis pembagian Korea menjadi dua negara tidak lepas dari kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, dimana Jepang dipaksa menyerah tanpa syarat pada tanggal 2 September 1945 kepada sekutu di atas kapal USS Missouri.
Sebelumnya Jepang menjajah Semenanjung Korea sejak tahun 1910 dimana Kerajaan Joseon yang sudah berdiri sejak tahun 1392 oleh Raja Taejo terpaksa diubah menjadi Kekaisaran Han Raya dengan Kaisar terakhir yaitu Kaisar Sunjong yang berkuasa sampai tahun 1910 sampai akhirnya dianeksasi oleh Jepang.
Korea Utara dan Korea Selatan hubungan keduanya memang turun naik, Korea Selatan condong pada perlindungan Amerika Serikat dan sekutunya semenjak Perang Korea masih berkecamuk sampai gencatan senjata sampai saat ini.
 Sementara Korea Utara semenjak di pimpin oleh Kim Jong Un semakin gencar membuat alutsista militer dan peluncuran rudal yang membuat negara tetangganya ketar- ketir.Â
Sama halnya dengan Korea Selatan, Korea Utara pun dilindungi oleh Republik Rakyat China dan Republik Federasi Rusia.
Jalinan Komunikasi kedua Korea sempat putus disebabkan oleh merenggangnya hubungan kedua negara.
 Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong menjelaskan sekaligus mengkritik pidato Presiden Korea Selatan Moon Jae In dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York.