Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal Al Hilal
Muhamad Iqbal Al Hilal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Penulis berkonsentrasi pada isu sejarah, politik, sosial ,ekonomi, hiburan dan lain sebagainya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah di Kalangan Generasi Muda

31 Agustus 2021   18:48 Diperbarui: 31 Agustus 2021   19:12 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel  ini saya tulis karena adanya keresahan yang saya rasakan berkenaan mulai berkurangnya intensitas penggunaan bahasa daerah akhir-akhir ini, penulisan artikel tidak bermaksud meyinggung ataupun adanya rasisme baik pada agama,ras,suku maupun bahasa.

Beberapa tahun terakhir intensitas penggunaan bahasa daerah mulai berkurang secara drastis di sejumlah daerah bukan hanya di kota-kota besar semata namun, di sejumlah wilayah pedesaan pun kini lebih sering menggunakan bahasa asli daerahnya masing-masing.


Tentunya ini tidak lepas dari salah satu dampak negatif atau ketimpangan dari adanya globalisasi di berbagai sektor yang umumnya terjadi di semua kalangan usia pada masyarakat Indonesia maupun di seluruh penjuru dunia.
Faktor lain yang jadi permasalahan ini utamanya adalah ada stigma pada sebagian masyarakat terkhususnya pada generasi muda yang sudah enggan menggunakan bahasa daerah karena dianggap kampungan atau tidak elite dengan bahasa lain. Selain itu, peran orang tua yang tidak lebih senang mengajarkan bahasa Indonesia dan bahasa asing juga merupakan salah satu faktor pemicu mulai punahnya bahasa daerah.
Bukan bermaksud untuk meremehkan atau menjatuhkan bahasa Indonesia ataupun bahasa asing namun, bahasa daerah atau yang juga disebut sebagai bahasa ibu ini merupakan identitas bangsa yang sudah selayaknya dilestarikan dan terus digunakan sebagai salah satu bahasa utama dalam kegiatan sehari-hari di tengah masyarakat.
Berdasarkan data dari Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi jumlah bahasa daerah di Indonesia berjumlah 718 bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun meskipun masih terbilang masih sangat banyak jumlahnya ada 11 bahasa yang sudah punah dan 25 bahasa daerah lainnya yang terancam punah.
Dari pengalaman saya saat dalam perkuliahan tatap muka sebelum adanya pandemi covid-19 saya banyak menemukan beberapa teman saya yang tidak bisa atau tidak terlalu mengerti bahasa asal daerahnya masing-masing tentunya hal ini sangat miris di samping menjelang Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang. Meskipun bahasa daerah sudah dimasukkan kedalam kurikulum namun tetap saja penuturan atau penggunaan sejatinya yang tetap bisa membuat bahasa daerah tetap terjaga dari ancaman kepunahan.
Sudah seharusnya semua elemen bangsa mulai dari Orang Tua, Akademisi, Tenaga pendidik, Disdik Kabupaten sampai Provinsi ikut serta menjaga dan melakukan inovasi - inovasi agar para penerus bangsa tetap mau menggunakan salah satu identitas kebanggaan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun