Pada kunjungan 2 November 2019, Desember 2019 saya mengunjungi sebuah Museum bernama Museum Nike ArdillaÂ
Museum yang menurut penuturan Sang kakak kedua Nike, Kang Alan Yudi didirikan tahun 1996 di rumah keluarganya. Bangunan Museum ini bukanlah rumah asli sebab menurut beberapa sumber awalnya Rumah Nike terletak di Jalan Parakan Saat ada yang menyebutkan rumah itu tergusur karena dibangun sebagai kantor pemadam kebakaran yang tak jauh dari Museum Nike Ardilla.
Museum yang memiliki dua ruangan pamer ini didirikan atas keinginan para fans yang kala itu terguncang akibat meninggalnya "Si Lady Locker" di usia yang masih belia 19 tahun. Mojang Bandung ini lahir dari Pasangan Raden Edi Kusnadi dan Nining Ningsihrat pada tanggal 27 Desember 1975.
Nike merupakan adik dari Kang Deden dan Kang Alan Yudi. Nike mengawali karirnya dengan mengikuti sejumlah lomba menyanyi. Nike sendiri mulai melakukan rekaman pertama tahun 1988 untuk album pertamanya yang bertajuk " Hanya Satu Nama" namun album ini tertunda dirilis selama 23 tahun dan hanya tersimpan di JK Record dan baru dirilis tahun 2013 sebab saat itu, Nike masih belum cukup umur untuk menyanyikan lagu tersebut. Sebab pada zaman itu ada aturan perihal umur bagi penyanyi di TVRI.
Nike memenangkan banyak penghargaan sejak dirilisnya Album" Seberkas Sinar " tahun 1989 dibawah besutan tangan dingin mendiang Deddy Dores melalui label hasil patungan yang bernama Ariesta. Selain dikenal sebagai penyanyi Nike juga dikenal sebagai seorang model, dan pemain sinetron serta film sebut saja beberapa filmnya seperti Olga dan Sepatu Roda yang beradu peran dengan Desy Ratnasari, Ricky Nakalnya Anak Muda bersama mendiang Ryan Hidayat, Kabayan dan Anak Jin bersama mendiang Didi Petet.
Pada gelaran Ami Award tahun 2020 Nike Ardilla diberikan penghargaan Legend Award bersama Nasution bersaudara, Didi Kempot, dan Jack Lesmana ayah dari musikus kawakan Indra Lesmana.
Kembali lagi ke pembahasan Museum. Museum yang terletak di Kompleks Arya Graha, jalan Aria Utama No 5 , Cipamokolan Kota Bandung ini menyimpan barang- barang memorabilia penyanyi era 90-an ini. Dari mulai pakaian, replika kamar, barang- barang pribadi, foto, lukisan, plakat penghargaan, bekas pintu kecelakaan, piala, kosmetik, CD dan lain- lain yang terpajang rapi di Museum ini.
Perempuan yang mengidolakan Marlyn Monroe ini dikenal sebagai pribadi royal dan hangat menurut keluarga dan para sahabatnya
Perempuan yang diisukan dekat dengan Ryan Hidayat ini memang dikenal modis dan fashionable. Pada tahun 2019 Musica Studios label dan pemilik hak cipta lagu Nike sekarang  membuat semacam Tribute di Museum dan pada 2020 sebuah Piringan hitam pun dirilis atas permintaan fans.
Masuk ke Museum ini tidak dikenakan biaya sepeserpun dan di sini juga terdapat banyak souvernir yang bisa dibeli oleh para pengunjung mulai dari buku, kaos dan dan lain- lain dengan harga yang lumayan murah bagi kocek dompet para pengunjung.