Mohon tunggu...
muhamad ikram
muhamad ikram Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta, FDIKOM, Prodi Manajemen Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Baik dan Buruk

29 November 2023   22:17 Diperbarui: 29 November 2023   22:37 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Untuk memahami yang baik dan yang jahat

Dari segi bahasa, terjemahan  kata Khair ke dalam bahasa Arab yang baik atau terjemahan yang baik ke dalam bahasa Inggris adalah baik. Louis Maand#039;luf mengatakan dalam bukunya Munjid bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan. Sedangkan Webster's New Twentieth Century Dictionary mengatakan bahwa apa yang disebut dengan kebaikan menimbulkan perasaan puas, senang, harmonis, dan sebagainya. Selain itu, sesuatu yang mempunyai nilai nyata atau nilai yang diharapkan sehingga menghasilkan kepuasan juga baik. Baik juga bisa berarti sesuatu yang memenuhi keinginan Anda. Dan  disebut baik juga dapat diartikan sesuatu yang mendatangkan rahmat, memberi rasa senang atau bahagia. 

Dan ada pula pendapat yang mengatakan bahwa apa yang secara umum dikatakan baik atau baik adalah apa yang dikehendaki, dimaksudkan dan dikehendaki. tujuan manusia Perilaku manusia dikatakan baik jika perilaku tersebut mengarah pada kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai apabila kebaikan itu menjadi kebaikan yang nyata bagi seseorang.  Beberapa kutipan di atas menunjukkan bahwa kebaikan atau kebaikan adalah sesuatu yang mulia, patut, menyenangkan dan menyenangkan hati manusia. 

Definisi kebaikan ini terkesan antroposentris, berfokus pada sesuatu yang memberi manfaat dan membuat orang bahagia. Tidak ada yang salah dengan pemahaman tentang kebaikan ini, karena pada dasarnya manusia  menyukai hal-hal yang menyenangkan dan membahagiakan. Kesempurnaan, perasaan, kepuasan, kegembiraan. kenyamanan, kebenaran, pemenuhan hawa nafsu, mendatangkan rahmat, memberi rasa gembira dan bahagia, dan apa yang menyertainya adalah  sesuatu yang dicari dan dikejar manusia, karena semua itu dianggap  baik atau mendatangkan kebaikan baginya. Mengetahui sesuatu yang baik, seperti disebutkan di atas, memudahkan untuk mengetahui apa yang buruk. 

Dalam bahasa Arab, keburukan dikenal dengan istilah syarr dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, sebagaimana mestinya, tidak  sempurna mutunya, di bawah standar, tidak berharga, kurang memadai, rendah. buruk, tidak bermoral, tidak menyenangkan, menjijikkan, tidak dapat diterima, sesuatu yang tercela, kebalikan dari kebaikan, dan perbuatan yang bertentangan dengan norma masyarakat. Jadi yang disebut kejahatan adalah sesuatu yang dianggap kebalikan dari kebaikan dan orang tidak menyukai keberadaannya. 

Beberapa definisi tersebut memberikan kesan bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu sangat relatif, karena bergantung pada pandangan dan penilaian individu yang mengutarakannya. Oleh karena itu, baik atau buruknya nilai menurut definisi ini bersifat subyektif, karena bergantung pada individu yang menilainya. B. Pengertian baik dan jahat   Seiring dengan berkembangnya pemikiran manusia, standar-standar yang digunakan manusia untuk mendefinisikan baik dan buruk juga berkembang. 

Menurut Poedjawijatna, keadaan itu erat kaitannya dengan pendekatan filosofis terhadap manusia (antropologi metafisika) dan juga bergantung pada metafisika secara umum. Selain itu, Poedjawijatna  menyebutkan beberapa pendirian filosofis yang digunakan dalam menilai baik dan buruk, yaitu, hedonisme, utilitarianisme, vitalisme, sosialisme, religiusitas, dan humanisme. ., intuisi dan perkembangan.10 Disampaikan oleh Asmaran Kuna pembagian tersebut nampaknya sejalan dengan pendapat Ahmad Amin yang memisahkan aliran filsafat yang mempengaruhinya.  ada empat definisi baik dan jahat, yaitu kebiasaan, hedonisme, utilitarianisme, dan evolusi."   

Beberapa kutipan  di atas terkesan saling melengkapi dan dapat disimpulkan bahwa  aliran filsafat yang mempengaruhi definisi baik dan jahat adalah tradisi (sosialisme), hedonisme, intuisionisme (humanisme), utilitarianisme, vitalisme, religiusitas, dan evolusionisme. Mengacu pada berbagai kutipan  di atas, secara singkat dapat dikemukakan beberapa aliran pemikiran filsafat yang mempengaruhi pemikiran moral.   1. Baik dan buruk menurut adat (sosialisme)   Menurut kecenderungan ini, baik atau buruknya ditentukan oleh cara-cara yang berlaku dan praktek-praktek yang berlaku, serta dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mentaati dan memenuhi adat istiadat dianggap baik dan orang yang menentang dan tidak mengikuti adat istiadat dianggap buruk dan bila perlu dihukum sesuai adat.  

Cara lain disebut juga opini publik. Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa mempunyai adat istiadat  tertentu dan suka mengikutinya, mendidik anak-anaknya sesuai adat istiadat tersebut dan menanamkan dalam diri mereka perasaan  bahwa adat istiadat itu  membawa pada kesucian, sehingga jika ada yang melanggar adat tersebut sangat tercela.   dianggap di luar rasnya. 12   Masyarakat kita mempunyai adat istiadat yang berhubungan dengan  berpakaian, makan, minum, berbicara, berkunjung dan lain-lain. Mereka yang mengikuti adat istiadat tersebut dianggap orang baik dan siapa yang melanggarnya dianggap orang jahat.  2. Baik dan buruk menurut hedonisme   Aliran hedonisme merupakan aliran filsafat yang sudah lama, karena berakar pada pemikiran filsafat Yunani, khususnya aliran Epicurus (341-270 SM), yang  dikembangkan lebih lanjut oleh kaum Cyrenian, sebagaimana  diuraikan di atas, dan kemudian dikembangkan oleh Freud.15   Menurut pengertian ini, yang banyak  disebut perbuatan  baik adalah perbuatan yang mendatangkan banyak kehalusan, kesenangan dan pemuasan nafsu biologis. Kecenderungan ini bukan berarti semua perbuatan mengandung kesenangan, namun ada juga yang mendatangkan kesakitan, dan ketika disuruh memilih tindakan mana yang akan dilakukan maka tindakan tersebut akan mendatangkan kesenangan. Epicurus selaku pendiri paham ini mengatakan bahwa kebahagiaan atau kesenangan adalah tujuan manusia. Tidak ada yang baik dalam hidup selain kesenangan dan tidak ada yang buruk selain penderitaan. Dan moralitas tidak lain hanyalah melakukan sesuatu demi kesenangan, kebahagiaan dan prioritas. 

Prioritas tidak mempunyai nilai hakiki, nilainya terletak pada kelezatan rasa yang menyertainya.  Epicurus, bagaimanapun, lebih mementingkan kesenangan mental dan spiritual daripada kesenangan tubuh, karena tubuh terasa enak dan menderita selama hanya ada kesenangan dan rasa sakit ini, dan tubuh tidak dapat mengingat kesenangan masa lalu atau merencanakan kesenangan di masa depan. Yang dapat membentuk dan mendesain suguhan adalah jiwa dan pikiran. Oleh karena itu, kenikmatan pikiran dan jiwa lebih lama dan permanen dibandingkan kenikmatan badan. Oleh karena itu, pandangan aliran hedonisme terhadap kelezatan ini  masih bersifat ilmiah dan intelektual    3. Baik dan buruk menurut intuisi (humanisme).   Intuisi adalah  kekuatan batin yang dapat menentukan dengan segera apakah sesuatu itu baik atau buruk  tanpa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan batin atau yang disebut dengan hati nurani merupakan potensi spiritual yang secara alamiah ada pada diri setiap manusia. Menurut pengertian tersebut, setiap orang mempunyai naluri batin yang dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.

Penulis: M. Ikram 

Dosen pengampu: Dr. H. Hamidullah Mahmud, Lc,MA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun