Kemudian saya mengabari dulu orang tua bahwa saya baru sampai Bandung kota dan salat Maghrib dulu. Saya pun mengabari kawan saya, Rifaldi Cahyanto yang rumahnya di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung.
Oh iya, sebelumnya memang saya sudah kontakan dulu dengan Rifaldi bahwa saya akan mondok di rumhanya. Alhamdulillah dia mengizinkan.
Kembali ke topik, setelah selesai salat, perjalanan kembali dilanjutkan. Saya mulai menggunakan Google Maps untuk memudahkan perjalanan ke rumah Rifaldi. Sebetulnya saya pernah ke rumah dia, tetapi lupa jalannya. Alhamdulillah dengan adanya Google Maps memudahkan saya untuk sampai ke tempat tujuan.
Saya mulai menikmati atmosfer malam Bandung. Saya nikmati perjalanan itu. Walau sendiri, tetapi saya tidak merasa kesepian. Karena saya ditemani oleh ribuan orang yang berlalu lalang di Bandung.Â
Tak disangka, ternyata kawan saya bernama M. Gia Priana Awaludin ada di Bandung juga. Tepatnya di Leuwipanjang. Sebuah terminal yang akan menghubungkan ke berbagai kota. Namun, saya tidak sempat ketemu karena kondisinya pada saat itu tidak memungkinkan. Saya tetap melanjutkan perjalanan menuju Solokanjeruk.
Di tengah perjalanan saya mampir dulu ke percetakan. Saya nyetak naskah pidato dulu untuk ke Garut. Selain itu, saya juga cetak foto, beli peniti, dan map hijau.Â
Perjalanan kembali dilanjutkan setelah selesai di percetakan. Sedikit lagi sampai rumah Rifaldi, tetapi baterai hp mulai low. Saya khawatir jika baterai hp nya habis. Ternyata kekawatiran tersebut kejadian pada malam itu. Hp mati karena habis baterai. Saya tidak bisa menghubungi Rifaldi. Saya juga lupa gang rumahnya. Kemudian saya terus ikhtiar agar bisa menghubungi Rifaldi. Alhamdulillah saat itu notebook yang saya bawa masih bisa digunakan untuk mengisi baterai hp. Saya langsung coba masukan kabel data dan menyalakan hp-nya. Tidak lama-lama, setelah nyala langsung saya kabari Rifaldi bahwa saya sudah sampai tapi lupa gangnya. Saya bilang bahwa saya menunggu di masjid yang dekat tempat dia ngaji. Alhamdulillah pesan itu terkirim.
Hampir 10 menit saya menunggu. Ternyata Rifaldi tak juga datang. Saya sabar, dan tiba-tiba ada orang yang baru selesai ngaji dan keluar dari gang masjid. Saya pun menanyakan rumah Rifaldi dan alhamdulillah diantar sampai rumah Rifaldi.
Sesampainya rumah Rifaldi, saya melihat dia sedang rapat. Pikir saya, mungkin dia belum respon karena sedang rapat. Saya tidak terlalu mempermasalahkan, yang pasti saya alhamdulillah sudah sampai di Solokanjeruk dan mengabari kepada orang tua.
Saya sampai di sana pukul 20.30 an. Saya istirahat dan menyiapkan untuk unjuk bakat.Â
Besoknya saya siap-siap untuk melanjutkan perjalanan dari Bandung ke Garut. Saya sarapan dulu bareng Rifaldi. Lalu sekitar pukul 6.30 WIB saya berangkat menuju Garut.Â