Mohon tunggu...
muhamadfaqihpasya
muhamadfaqihpasya Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa universitas pamulang

Saya merupakan mahasiswa universitas pamulang prodi sistem informasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kewarganegaraan : Dari Status Formal Ke Kesadaran Kolektif

17 Desember 2024   18:37 Diperbarui: 17 Desember 2024   18:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini merupakan ilustrasi tentang kesadaran status formal  (Contoh: Foto ilustrasi kesadaran status formal (Sumber:istockphoto.com ))

Saat ini, kewarganegaraan kerap dipandang sebagai sesuatu yang bersifat formal atau administratif---memiliki KTP, paspor, atau dokumen negara lainnya. Padahal, lebih dari itu, kewarganegaraan adalah tentang kesadaran kolektif, keterikatan emosi, dan kontribusi nyata terhadap bangsa. 

Kewarganegaraan Bukan Sekadar Identitas, Tapi Rasa Memiliki

Banyak dari kita lupa bahwa kewarganegaraan mengandung makna lebih mendalam, yakni rasa memiliki terhadap negara ini. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar, menjaga nilai-nilai toleransi, hingga aktif menyelesaikan isu sosial merupakan wujud sejati menjadi warga negara. Bukan hanya "ada", tetapi benar-benar "terlibat". 

Krisis Peduli sebagai Ancaman Kewarganegaraan

Di tengah modernisasi dan arus digitalisasi, masyarakat kian sibuk dengan dirinya sendiri. Sikap apatis terhadap kondisi negara seperti kemiskinan, pendidikan, polusi lingkungan, dan praktik korupsi justru merusak esensi kewarganegaraan itu sendiri. Apalagi di era media sosial, kritik tajam lebih sering hanya jadi "seremonial online" tanpa aksi konkret di dunia nyata.

Bagaimana kita menyebut diri warga negara jika kita acuh tak acuh terhadap masalah di depan mata? Ketika sampah di jalan dianggap bukan urusan kita? Ketika anak muda memilih diam daripada bersuara ketika ketidakadilan terjadi? Menjadi warga negara sejati artinya berani "bertindak" dalam kapasitas kecil maupun besar untuk menciptakan perubahan.

gambar yang mengilustrasikan tentang kepedulian dan keadilan  antar sesama  (Contoh: Foto ilustrasi kepedulian (Sumber:istockphoto.com ))
gambar yang mengilustrasikan tentang kepedulian dan keadilan  antar sesama  (Contoh: Foto ilustrasi kepedulian (Sumber:istockphoto.com ))

Kewarganegaraan di Masa Depan: Kolaboratif dan Progresif 

Ke depan, konsep kewarganegaraan perlu ditafsirkan ulang. Kolaborasi lintas sektor, partisipasi aktif dalam inovasi, dan membangun solusi untuk tantangan zaman harus menjadi fokus setiap warga negara. Bangsa maju bukan hanya bergantung pada pemimpinnya, tetapi dari rasa kepemilikan setiap individu.

Kita tak lagi bisa berkata, "Itu bukan urusan saya." Negara ini adalah "rumah" kita semua. Menjadi warga negara yang peduli bukan beban, tapi kehormatan.

Pendekatan ini menekankan makna kewarganegaraan sebagai kesadaran kolektif dan rasa kepemilikan bangsa, yang jarang ditekankan dalam opini formal tentang kewarganegaraan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun