Mohon tunggu...
Muhamad Faqih
Muhamad Faqih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah

Hobi membaca buku sejarah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemikiran Karl Marx Mengenai Penyebab Revolusi Sosial

20 Desember 2024   00:57 Diperbarui: 20 Desember 2024   01:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karl Marx (sumber: pinterest)

Karl Heinrich Marx lahir pada 5 Mei 1818 di Trier, Prusia (Sekarang Jerman), dalam keluarga kelas menengah. Ia belajar filsafat Hegelian dan menjadi jurnalis yang kritis terhadap kapitalisme. Pemikiran Marx dipengaruhi oleh kondisi sosial dan ekonomi yang represif di Eropa, termasuk ketidakadilan yang dialami kelas pekerja akibat industrialisasi dan eksploitasi kapitalis.

Marx berkolaborasi dengan Friedrich Engels, menghasilkan karya-karya penting seperti Manifesto Komunis (1848) dan Das Kapital (1867). Ia percaya bahwa kontradiksi dalam kapitalisme akan memicu revolusi proletariat untuk mencapai masyarakat tanpa kelas. Ide-ide ini terus mempengaruhi gerakan sosialisme dan politik dunia hingga saat ini.

Menurut pemikiran Karl Marx, revolusi sosial adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan antara kelas-kelas yang ada dalam masyarakat, terutama antara kelas proletariat (buruh atau pekerja) dan kelas borjuis (pemilik modal). Marx berargumen bahwa dalam sistem kapitalisme, borjuis menguasai alat-alat produksi dan mempekerjakan proletariat untuk menciptakan nilai, sementara buruh hanya menerima sebagian kecil dari nilai yang mereka hasilkan. Hal ini menciptakan ketimpangan ekonomi yang mendalam, di mana borjuis memperoleh kekayaan yang berlimpah, sementara proletariat hidup dalam kondisi yang lebih miskin dan terpinggirkan.

Dalam pandangan Marx, revolusi adalah langkah yang tak terhindarkan untuk menggulingkan sistem kapitalisme yang menindas ini. Revolusi tersebut bertujuan untuk menghapuskan kelas-kelas sosial, sehingga masyarakat bisa mencapai kondisi masyarakat tanpa kelas. Untuk mencapai revolusi ini, syarat utamanya adalah adanya kesadaran kelas di kalangan proletariat. Kesadaran kelas adalah pemahaman bahwa mereka tidak hanya berjuang untuk kepentingan pribadi, tetapi sebagai bagian dari kelas yang lebih besar yang memiliki kepentingan bersama, yaitu mengakhiri eksploitasi oleh borjuis.
Kesadaran ini muncul melalui pengalaman langsung para pekerja terhadap ketidakadilan ekonomi, seperti upah yang rendah, jam kerja yang panjang, dan kondisi kerja yang buruk. Ketika proletariat menyadari bahwa eksploitasi yang mereka alami bukanlah hal yang bersifat individual, tetapi merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, mereka akan mulai mengorganisir diri dan melawan kekuasaan borjuis.

Seiring berjalannya waktu, teori revolusi Marx menginspirasi sejumlah peristiwa penting dalam sejarah dunia. Salah satu peristiwa yang paling signifikan adalah Revolusi Rusia 1917, yang menghasilkan pembentukan negara Uni Soviet di bawah pemerintahan komunis. Revolusi ini dipimpin oleh Lenin dan dipengaruhi oleh pemikiran Marx yang menekankan perlunya pemberontakan proletariat terhadap borjuis. Meskipun ada banyak faktor yang memengaruhi Revolusi Rusia, gagasan Marx tentang perjuangan kelas dan revolusi sebagai alat untuk menggulingkan sistem kapitalisme menjadi dasar ideologis yang kuat bagi gerakan Bolshevik.

Selain itu, Revolusi China 1949 yang dipimpin oleh Mao Zedong juga dipengaruhi oleh pemikiran Marx. Mao mengadaptasi teori revolusi Marx dalam konteks masyarakat agraris China, yang tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran masyarakat industri yang dibayangkan oleh Marx. Namun, ia menekankan pentingnya peran petani dalam revolusi dan penggulingan kekuasaan borjuis untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas.

Peristiwa lainnya yang dipengaruhi oleh pemikiran Marx adalah gerakan buruh di Eropa pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Gerakan ini sering kali menuntut hak-hak pekerja, seperti upah yang lebih baik, pengurangan jam kerja, dan kondisi kerja yang lebih aman. Gerakan-gerakan ini terinspirasi oleh gagasan Marx tentang eksploitasi kelas pekerja oleh kapitalis, meskipun tidak selalu berujung pada revolusi total.

Selain itu, pemikiran Marx juga mempengaruhi revolusi sosial di Amerika Tengah, seperti di Kuba, di mana pemimpin seperti Fidel Castro dan Che Guevara berupaya menerapkan prinsip-prinsip Marxist untuk menggulingkan rezim yang dianggap represif dan kapitalis. Gerakan-gerakan ini berusaha untuk menciptakan sistem sosial yang lebih adil dan merata, dengan menghilangkan dominasi modal atas kehidupan masyarakat.

Revolusi dalam Peristiwa Tiga Daerah yang terjadi pada masa pasca-kemerdekaan Indonesia juga terinspirasi oleh pemikiran Karl Marx menurut Anton E Lucas. Revolusi sosial yang berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 1945 itu terjadi di tiga daerah kerasidenan Pekalongan, yakni Brebes, Tegal, Pemalang. Revolusi tersebut dipelopori oleh golongan Islam, sosialis, dan komunis. Kelompok rakyat tertentu berupaya menggulingkan kelompok kelas atas dengan memobilisasi massa. Gerakan revolusi dilancarkan rakyat atas dasar motivasi atau keinginan untuk menghilangkan penindasan terhadap rakyat kecil yang dilakukan oleh kelompok kelas atas, yakni pemerintah pribumi. Pemerintah lokal memeras rakyat kecil demi keuntungan pribadi mereka dengan melakukan praktik-praktik curang yang memeras rakyat, seperti lurah menaksir setoran kurang dari berat sebenarnya dengan alasan padi telalu basah, sehingga mengurangi 3 persen dari berat beras per kuintal dan penyetoran beras dilakukan dengan menggunakan timbangan yang hanya berkapasitas 60kg. Perbuatan tersebut menumbuhkan rasa dendam dan muak rakyat. Hal tersebut akhirnya memantik gerakan revolusi.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun