Mohon tunggu...
Muhamad Fajri Ikhsan Qalby
Muhamad Fajri Ikhsan Qalby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fajri

Mahasiswa program studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung angkatan tahun 2020 Penggila bola basket dan suka menonton anime, tertarik dengan pemikiran dan filsafat serta sering mengalami keresahan namun menolak menjadi manusia yang meresahkan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rimuru Tempest: Leviathan Ala Hobbes Hingga Republik Ala Plato

12 Januari 2023   00:56 Diperbarui: 13 Januari 2023   15:37 2872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tensei Shitara Slime Datta Ken atau yang populer dengan singkatan Tensura ini mengisahkan seorang manusia yang bereinkarnasi menjadi slime di dunia lain. Pada kehidupan yang sebelumnya ia adalah seorang karyawan dengan kehidupan yang biasa-biasa saja, namun semua itu berubah setelah ia tewas dalam sebuah insiden penusukan yng berujung pada reinkarnasinya di dunia lain. Namun bukan bagaimana ia menjalani hidupnya sebagai slime yang akan diulas dalam tulisan ini. Melainkan bagaimana ia mewujudkan sebuah utopia, dimana sebuah negeri yang ideal dalam bayangan kita semua bisa ia ciptakan dengan idealisme yang ia miliki.

Slime yang bernama Rimuru Tempest ini berhasil mempersatukan ras-ras yang hidup dalam isekai tersebut yang pada dasarnya hidup berkoloni dalam sebuah lingkungan homogen, namun berkat kecerdasannya sebagai manusia yang masih ia bawa dari kehidupan sebelumnya serta sedikit andil dari kekuatan overpower yang ia miliki, ia membentuk sebuah bangsa monster yang dinamakan Federasi Jura Tempest.

Negeri ini mengakomodasi dan membentuk sebuah komunitas plural antar ras dalam satu negara yang mana mustahil terjadi, contohnya sebagai ras paling lemah, bangsa goblin sudah pasti menjadi ras pesakitan yang selalu ditindas oleh ras-ras kuat lainnya. Namun dengan adanya satu pemimpin yang sangat kuat seperti Rimuru, sudah pasti keamanannya akan dijamin di negara Tempest ini selama tidak melakukan perbuatan kriminal.

Jika membicarakan tentang negara utopis seperti Jura Tempest ini, kita sudah pasti langsung membayangkan bahwa sosok Rimuru sudah pasti bijaksana, namun hal itu harus dipikirkan kembali, bahwa terwujudnya negara mosnter ini bukan tercipta karena kebijaksanaan Rimuru, melainkan karena ia lebih cerdas dan lebih kuat daripada makhluk lain di negaranya. Maka tak heran semua penduduk negaranya tunduk dan patuh kepadanya. Juga bukan tidak mungkin ada fans atau penonton (termasuk saya) menganggap Rimuru adalah sosok 'Leviathan'.

Leviathan yang saya maksud bukan makhluk mitologi yang besar dan menakutkan yang hidup di perairan yang dalam, melainkan pada konsep penguasa absolut yang dikemukakan oleh Thomas Hobbes, seorang filsuf asal Inggris yang hidup pada akhir abad ke 16-17. Ia menuliskan buah pikirannya tentang kontrak sosial untuk menciptakan masyarakat yang adil dan ideal adalah dengan menghadirkan sosok penguasa yang memiliki kekuatan absolut sehingga tidak ada masyarakat dan komponen-komponen lainnya di suatu negara yang berani melanggar hukum dan membuat kerusuhan dalam masyarakat, ibarat sosok Leviathan yang menakutkan dan memiliki kekuatan absolut, Rimuru dengan kekuatan overpower miliknya dan pengetahuan modern yang ia bawa dari kehidupan sebelumnya sebagai manusia memiliki peluang besar menjadi sosok 'Leviathan' tersebut.

Dari sedikit ulasan diatas dapat diketahui bahwa sosok Rimuru Tempest, adalah perwujudan dari sosok 'Leviathan' yang diungkapkan oleh Thomas Hobbes, dengan kekuatannya serta kecerdasannya menjadi modal besar mengatasi problem yang ada dalam dunia barunya. Jika Thomas Hobbes mencurahkan pikirannya dengan konteks pada zamannya masyarakat hidup terlalu bebas sehingga merusak keharmonisan serta menumbuhsuburkan tindak kriminal sehingga menuntut adanya sosok penguasa absolut bagai Leviathan, Rimuru membentuk Federasi Jura Tempest karena problem antar ras monter yang saling menyerang karena perbedaan kekuatan ibarat rantai makanan.

Namun sosok Rimuru Tempest yang berhasil mewujudkan utopia dimana ia menciptakan negara yang menaungi semua ras untuk menjalani kehidupannya dengan damai dan bahagia, juga seakan mewujudkan ide yang dituangkan oleh Plato berabad-abad silam dengan karyanya 'Republik'. Ia menyatakan jika ingin mewujudkan sebuah negara yang damai, bahagia, dan ideal, sebuah negara harus mampu mengakomodasi semua pihak dan penduduk yang hidup di dalammnya, dalam menjalankan kehidupan bernegara tidak boleh ada kepentingan memperkaya dan mengakomodasi diri sendiri maupun golongan saja, seluruh elemen masyarakat menjalankan kehidupan negara adalah demi kebahagiaan dan kemakmuran seluruh masyarakat dalam negara tersebut. Sebuah bentuk negara yang ideal dan utopis, yang kelak juga ada dalam ide bapak sosialisme, Karl Marx.

Saya berpikiran setelah menonton ulang seri Tensura ini karena menurut saya ada beberapa poin yang bisa dibahas yang tentu saja cukup relevan di masyarakat kita sekarang, kasus kerusuhan antar etnis dan suku, konflik antar umat beragama yang semakin meruncing, membuat saya semakin yakin bahwa utopia negeri ideal yang dijelaskan Plato dalam 'Republik' semakin jauh dan semakin sulit untuk dicapai oleh umat manusia yang populasinya semakin meningkat seiring waktu.

Namun optimisme yang entah dari mana muncul ini, setelah melihat figur Rimuru Tempest yang berhasil membentuk negara utopis dimana semua ras dapat hidup berdampingan dengan damai, meskipun mungkin saja pada awalnya mereka takut pada Rimuru karena kekuatannya yang absurd, dengan modal sebagai sosok 'Leviathan' bagi rakyatnya, ia berhasil membentuk negara ideal yang diutarakan oleh Plato. Mungkin untuk mewujudkan negara yang seperti itu, kita membutuhkan sosok overpower seperti Rimuru juga ya? Hehe saya cuma bercanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun