Antara Demokrasi, Komunisme, dan Imamah Sebagai Sebuah Sistem Kenegaraan
Di zaman Yunani kuno tepatnya di Kota Athena, masing-masing orang dari setiap masyarakat memegang kuasa atas segala keputusan pemerintahan. Tidak ada satu masyarakat yang mewakili masyarakat lainnya sebagai eksekutif maupun legislatif. Hal inilah yang menjadi cikal-bakal dan inspirasi adanya sistem demokrasi langsung di era modern. Mayoritas negara-negara di dunia sekarang ini menganut sistem ini, seperti Amerika Serikat dan Indonesia.Â
Dalam perkembangannya, demokrasi langsung yang terjadi di Yunani telah dimodifikasi menjadi demokrasi perwakilan. Itulah kenapa di dalam lembaga legislatif suara mayoritas telah diwakili oleh orang-orang yang dipilih melalui pemilihan umum. Beda halnya dengan negara Komunis. Melalui tulisan Marx dan Engels tentang sosialisme dan komunisme yang berpijak pada pertentangan antara kaum buruh dan kaum pemilik modal sebagai bentuk kritik terhadap konsep dan praktik kapitalisme di era modern, hal ini telah menginspirasi Vladimir Lenin untuk membuat Negara Komunis pertama melalui Revolusi Bolshevik di Rusia.Â
Beberapa negara seperti China, Korea Utara, Kuba dan Laos juga menganut paham komunis. Sebelum 1991, banyak negara yang menganut sistem komunis seperti Uni Soviet, Republik Demokratis Jerman atau disebut juga Jerman Timur, Republik Rakyat Hungaria, Republik Rakyat Bulgaria, Republik Rakyat Polandia, Republik Sosialis Rumania, Republik Sosialis Rakyat Albania, dan sebagainya.
Di dalam Islam, melalui konsep kepemimpinan yang dikenal sebagai konsep Imamah, telah menginspirasi Imam Khomeini untuk membentuk negara yang berbasis keilahian dan kerakyatan melalui Revolusi Republik Islam Iran pada 1979. Konsep Imamah berada dalam kedaulatan Tuhan dan dipadukan dengan konsep Demokrasi yang berada dalam kedaulatan Rakyat. Konsep ini telah menjadi ideologi yang mampu dipertanggungjawabkan secara rasional dan teraktualisasi dalam sistem pemerintahan.
Dalam perkembangannya, Iran berhasil memajukan kemampuan negaranya dalam bidang militer dan berhasil melakukan ekspansi ideologi dibeberapa wilayah Timur Tengah seperti Yaman, Bahrain, Suriah, Irak, Palestina, dan Lebanon untuk melawan dominasi kekuatan Amerika Serikat, Eropa, dan Israel di Timur Tengah yang sewenang-wenang. Iran sebagai suatu negara, bukan hanya berhasil membangun kekuatan militer dan teknologi militer, tetapi juga berhasil menyusun landasan ideologi yang kuat secara filosofis dan spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H