Â
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi kemahasiswaan yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan mahasiswa di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, HMI mengalami tantangan dalam mempertahankan citra kritis dan kekuatannya dalam wacana kemahasiswaan.
Â
Data terbaru menunjukkan bahwa HMI telah mengalami degradasi dalam sistem pengkaderan, wacana, dan tradisi pemikirannya. Orientasi yang lebih fokus pada kekuasaan telah menyebabkan HMI kehilangan pengaruh yang kuat dalam berbagai aspek, termasuk dalam wacana kebangsaan, keumatan, dan dinamika kemahasiswaan. Hal ini menunjukkan perlunya reformasi dalam HMI untuk membangun kembali citra kritis dan kekuatannya.
Â
Sebagai respons terhadap kondisi saat ini, HMI perlu melakukan pembaharuan tata kelola dan penegasan sikap. Upaya untuk terus eksis tidak hanya sebatas pada peningkatan kuantitas kader, tetapi juga pada pemberian ruang bagi kritik konstruktif dan destruktif. Dengan demikian, HMI dapat mendewasakan himpunan dan mempertegas cita-cita untuk membina Insan Ulul Albab.
Â
Reformasi HMI bukanlah hal yang mudah, namun merupakan langkah yang penting untuk memastikan eksistensi dan relevansi HMI dalam menghadapi tuntutan zaman. Dengan memperkuat citra kritis dan kekuatannya dalam wacana kemahasiswaan, HMI dapat kembali menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan mahasiswa dan masyarakat.
Â
Dengan adanya upaya reformasi ini, diharapkan HMI dapat kembali menjadi organisasi yang dihormati dan diandalkan dalam mewujudkan perubahan positif bagi bangsa dan negara.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H