Melalui pernyataan Menteri Luar Negeri dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan yang sudah mengkonfirmasi bahwa kesepakatan antara Hamas dan Israel di Gaza sudah dekat, terutama setelah perkembangan terakhir di wilayah tersebut. Hal ini terjadi karena hilangnya sekutu Hamas yang menyebabkan melemahnya kekuatan Hamas sehingga salah seorang pemimpin Hamas menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel merupakan kesempatan yang baik.
Karena pentingnya kesepakatan ini, ia berharap jika Presiden AS terpilih Donald Trump mampu mencegah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengahalangi kesepakatan ini dan beraharap kesepakatan bisa berlangsung sebelum akhir tahun. Kesepakatan ini mendapat dukungan dari beberapa petinggi Israel seperti dari Menteri Pertahanan Israel Katz yang mengatakan kepada sekutunya dari Amerika Serikat bahwa ada peluahng untuk kesepakatan ini
Meskipun mendapat beberapa respon positif dari beberapa pihak, namun Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menolak dengan keras tentang adanya kesepakatan ini, ia berpendapat bahwa perang adalah satu-satunya solusi untuk memulihkan semua tahanan dengan menduduki Gaza dan menggulingkan kekuasaan Hamas.
Meski sudah ada isu tentang kesepakatan ini, namun Israel tetap melancarkan invasinya yang menyebabkan beberapa warga Palestina gugur. Dilihat dari pembawaan berita ini, penulis menarik kesimpulan bahwa surat kabar Al-Ahrom cukup netral menangani isu di Palestina, meskipun sumber-sumber yang diambil dari surat kabar Israel, namun ia tidak memihak kepada salah satunya. Hal ini dapat dilihat dari pembawaan berita tentang tentara Israel dengan diksi yang bermakna "pasukan penjajah" pada beberapa pendapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H