Mohon tunggu...
Muhamad Alwi Syahrial
Muhamad Alwi Syahrial Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Football Enthusiast, Publik-policy, Enviromental and political-social

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Berhenti ialah Mati

6 Desember 2024   00:59 Diperbarui: 6 Desember 2024   02:10 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu hari, sore mulai redup
Daku bertanya, mengapa harus redup?
Sore kala itu sangat indah, sayang bila secepat itu
Mengapa harus bertemu malam?

Alam pun terdiam tak menjawab
Berputar seperti biasanya
Gelap tetap milik sang malam
Tak merubah karena pertanyaan ku


Pertanyaan itu tak merubah situasi
Egoku tinggi, tetap sore itu paling indah
Berandai bertahan selamanya
Sore beserta mentari kilau

Membayangkan, pelabuhan semakin penuh
Laut semakin sepi
Ombak kian berderas
Diriku tetap berlabuh dengan khidmat

Bisa kah semuanya bertahan?
Sore tetaplah sore yang aku kenal
Tak ingin ku melihat menjadi gelap malam
Walaupun ku tahu, bintang akan datang

Saat ini, alam memberi isyarat
Memperlihatkan burung beterbangan
Tak henti, mereka terus mengitari
Seakan mati, bila mereka terhenti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun