Mohon tunggu...
Muhamad alimuhtar
Muhamad alimuhtar Mohon Tunggu... Ilmuwan - Guru Kemenag

Kajian Islam dan kajian formal

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Islam Tidak Mengajarkan Patriarki: Agama yang Ramah Perempuan dan Menjunjung Kesetaraan

26 Desember 2024   06:12 Diperbarui: 26 Desember 2024   06:12 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Islam sering kali disalahpahami sebagai agama yang mendukung patriarki, yakni dominasi laki-laki atas perempuan. Pemahaman ini sering muncul akibat distorsi budaya dan tradisi yang tidak mencerminkan ajaran Islam yang sejati. Dalam kenyataannya, Islam adalah agama yang mengajarkan kesetaraan, penghormatan, dan keadilan tanpa memandang gender, sosial, atau ekonomi.

Sejak awal kemunculannya, Islam membawa perubahan besar terhadap posisi perempuan di masyarakat. Sebelum Islam, perempuan sering diperlakukan sebagai warga kelas dua, tidak memiliki hak-hak dasar seperti warisan, pendidikan, dan kebebasan berpendapat. Namun, Islam datang untuk menghapuskan ketidakadilan ini dengan mengangkat martabat perempuan dan menjamin hak-hak mereka.

Al-Qur'an secara tegas memberikan hak waris kepada perempuan, yang sebelumnya tidak pernah diakui dalam masyarakat jahiliyah. Dalam Surah An-Nisa ayat 7, Allah SWT menyatakan bahwa perempuan berhak mendapatkan bagian dari harta peninggalan, meskipun porsi tersebut disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab dalam keluarga. Ini menunjukkan bahwa Islam memperhatikan keadilan, bukan hanya kesetaraan formal.

Islam juga menjadikan pendidikan sebagai hak dan kewajiban bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan." (HR. Ibnu Majah). Hadis ini membuktikan bahwa Islam tidak membedakan gender dalam hal hak untuk berkembang melalui ilmu pengetahuan.

Dalam konteks sosial, Islam memberikan ruang kepada perempuan untuk berpartisipasi aktif. Sejarah mencatat bagaimana perempuan seperti Aisyah RA menjadi rujukan ilmu di kalangan para sahabat. Ia dikenal sebagai salah satu ulama besar yang meriwayatkan ribuan hadis. Selain itu, Khadijah RA, istri pertama Rasulullah, adalah seorang pengusaha sukses yang memberikan kontribusi besar dalam dakwah Islam.

Dalam ibadah, Islam juga menegaskan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki kewajiban yang sama dalam menjalankan rukun Islam seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga." (QS. An-Nisa: 124). Ayat ini menegaskan bahwa pahala ditentukan oleh iman dan perbuatan, bukan oleh jenis kelamin.

Islam juga menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan gender dalam hubungan keluarga. Dalam pernikahan, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang seimbang. Rasulullah SAW mengingatkan, "Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan bahwa seorang suami harus memperlakukan istrinya dengan kasih sayang dan penghormatan.

Ajaran Islam tentang ekonomi juga menunjukkan inklusivitas gender. Perempuan berhak memiliki dan mengelola hartanya sendiri, baik dari warisan, hasil usaha, maupun pemberian. Islam bahkan mengizinkan perempuan untuk bekerja dan berbisnis selama tetap menjaga nilai-nilai syariat. Ini membuktikan bahwa Islam tidak pernah meminggirkan perempuan dalam bidang ekonomi.

Patut dicatat bahwa kesalahpahaman mengenai patriarki dalam Islam sering kali bersumber dari interpretasi yang dipengaruhi oleh tradisi budaya tertentu. Banyak budaya patriarki yang menyusup ke dalam masyarakat Muslim, sehingga memunculkan anggapan bahwa Islam mendukung ketidaksetaraan gender. Padahal, budaya seperti itu bertentangan dengan prinsip dasar Islam yang mengajarkan keadilan dan kasih sayang.

Kesimpulannya, Islam adalah agama yang ramah terhadap perempuan dan menjunjung tinggi kehormatan serta hak mereka. Tidak ada ajaran Islam yang membenarkan patriarki atau diskriminasi berbasis gender. Sebaliknya, Islam menekankan keadilan dan kesetaraan dalam segala aspek kehidupan, baik secara sosial, ekonomi, maupun spiritual. Inilah bukti bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun