Mohon tunggu...
Muhamad Alimudin
Muhamad Alimudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pelajar sekolah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Kaum Dhuafa

17 Februari 2021   13:34 Diperbarui: 17 Februari 2021   13:39 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbagi di Masa Pandemi

(Penyerahan bantuan oleh Ali kepada Ibu Sariyanah)

Jakarta (Minggu, 10 Januari 2021) -- Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak sekali masyarakat yang sedang mengalami masa-masa sulit. Pandemi ini perlahan-lahan membuat banyak orang harus berusaha keras untuk tetap bertahan hidup. Dengan menyebarnya pandemi Covid-19 dan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), banyak golongan masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, bahkan harus kehilangan mata pencahariannya. Kondisi ini diperkirakan berpotensi menambah jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Bagi sebagian orang, tidaklah mudah untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.  Apalagi bagi rakyat kecil, yang terkadang untuk makan saja mereka tak bisa. Kondisi ini sangatlah memperihatinkan dan mengundang rasa iba bagi kita, yang menyaksikan banyaknya potret kemiskinan yang terus bertambah dari hari ke hari.
Ketahanan pangan selama masa pandemi Covid-19, menjadi salah satu isu krusial. Sebab, keterjangkauan akses pangan yang menjadi bagian dari ketahanan pangan, yang mesti dipastikan pemerintah seiring penerapan pembatasan sosial di berbagai daerah. Tanpa ada jaminan akses pangan yang mudah, maka semakin banyak masyarakat yang akan mengalami kelaparan, dan hal ini tentu menyebabkan jumlah penduduk miskin yang selama ini ditekan oleh pemerintah menjadi terus bertambah.
Kondisi ini membuat kami, mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yang beranggotakan : Muhammad Alimudin, Liana Herlina dan Muhammad Reza Wahyudin, merasa tergerakan hati untuk melakukan kegiatan pemberdayaan, dalam rangka memenuhi mata kuliah kemuhammadiyahan dengan Dosen Pengampunya yaitu Amirullah, S.Pd.I., MA. Setelah melakukan pencarian, akhirnya kami menemukan target yang tepat untuk menerima bantuan ini.
Beliau bernama Ibu Sariyanah, bertempat tinggal di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Ibu Sariyanah hanya tinggal seorang diri, karena anak satu-satunya kini sudah hidup berkeluarga, dan beliau tidak memiliki pekerjaan tetap. Sebelum adanya pandemi ini, Ibu Sariyanah masih mendapatkan kiriman uang dari anaknya. Namun selama pandemi anaknya tidak lagi mengirimkan uang, karena juga mengalami kesuliatan keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Ibu Sariyanah hanya mengharapkan bantuan dari tetangganya.
Hal inilah yang menyebabkan kami tergerak untuk menjadikan Ibu Sariyanah sebagai target kegiatan pemberdayaan kami, karena di masa pandemi ini kondisi beliau cukup memprihatinkan. Untuk membantu Ibu Sariyanah, kami melakukan pembukaan donasi bagi para donatur yang ingin membantu dari Ibu Sariyanah. Pengumpulan dana donasi ini kami mulai sejak Bulan November 2020 s.d Januari 2021. Alhamdulillah ketika pengumpulan donasi ini ditutup, sudah terkumpul dana sebanyak Rp,1.300.000. (satu juta tiga ratus ribu rupiah, dari beberapa donatur yang telah menyumbangkan sebagian rezekinya.
Sebelum penyaluran hasil donasi, kami terlebih dahulu bertanya kepada Ibu Sariyanah, apa saja yang beliau butuhkan dan apakah ada keinginan untuk memulai usaha jika diberikan modal "Iya, Ibu mau berjualan kue" ujar Ibu Sariyanah. Setelah mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh Ibu Sariyanah, kami pun melakukan pembelanjaan. Dimulai dari membeli bahan-bahan pokok sampai dengan bahan untuk pembuatan kue. Setelah selesai membelanjakan hasil donasi tersebut, kami merapikan barang-barang tersebut untuk dikirimkan kepada Ibu Sariyanah.
(Senin/11/01/2021) Kelompok kami yang diwakilkan oleh Muhamad Alimudin, memberikan hasil donasi kepada Ibu Sariyanah. Sambil memberikan hasi donasi, kami melakukan video call melalui whatsapp dikarenakan Liana dan Reza tidak bisa hadir kesana karena ada kendala, salah satunya adalah kembali berlakunya PSBB di Jakarta.
"Bagaimana kabarnya bu? Semoga bantuannya bermanfaat ya bu" tutur Liana saat videocall berlangsung. "Alhamdulillah sehat, terima kasih ya untuk bantuannya. Semoga kebaikan kalian diganti dengan pahala untuk diakhirat nanti oleh Allah SWT" jawav Ibu Sariyana dengan terharu. Ibu Sariyanah berharap hasil dari berjualannya nanti dapat ia gunakan untuk membetulkan atap rumahnya yang bocor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun