Saya ingin menulis karena sedikit terusik dengan 'sales' yang terkadang nyelonong masuk kantor. Pertama yang saya pertanyakan adalah keamanan kantor, kok bisa nyelonong langsung masuk menerobos. Kedua, karena yang menjual produk sangat tidak menarik, bukan seperti gadis-gadis manis dan centil tetapi seorang yang cukup berumur dengan rambut gondrong dan agak dekil (maaf) dengan wajah yang sangat memelas dan produk yang dijual di kemas dalam tas bagasi untuk bepergian.
Ini mungkin yang perlu diriset, karena belum ada (mungkin) buku yang memuat tentang perilaku konsumen yang membeli karena merasa 'kasihan'. Teman saya sempat bercerita bahwa di kantor istrinya sangat sering ada model-model seperti yang saya sampaikan di atas sehingga istri teman saya ini selalu menjadi langganan untuk membeli, bukan karena butuh tetapi karena kasihan. Berbeda, dengan orang yang membeli walaupun tidak butuh tetapi karena tertarik bujuk rayu SPG yang cantik-cantik dan centil. Mungkin sensasinya akan berbeda.
Inilah yang menurut saya gaya marketing dengan sales forcenya sebagai sebuah terobosan baru dengan memainkan emosi pembeli/konsumen. Konsumen disentuh hatinya karena tampilan luar dengan model memelas dan akhirnya memutuskan untuk membeli karena kasihan bukan karena butuh dan ingin dengan produk yang ditawarkan. Teman satu kantor sayapun sempat beberapa kali melakukan pembelian produk yang ditawarkan oleh si bapak tadi dan dengan jujur juga teman saya berujar setelah si bapak berlalu 'sak no (kasihan)'. Kalau begitu konsep marketing baru ini mungkin merupakan mirip konsep 'sedekah'. Terbukti teman saya ini melanjutkan kata-katanya setelah berkata 'sak no' dengan "anggap ae sedekah (anggap saja bersedekah)" heheheh
Konsep memelas yang kedua adalah konsep yang membuat saya berfikir lain walau mungkin juga keliru. Ini terinspirasi ketika melihat iklan di tv dengan produk pelapis anti bocor yang diiklankan model bule yang kepalanya botak. Dalam iklan digambarkan bahwa produk mereka merupakan hasil riset (memang harusnya begitu) dan terbukti keunggulannya. Yang saya pertanyakan bukan masalah hasil risetnya tetapi model iklannya si bule botak ini.
Bagi saya, bagian R&D perusahaan ini melalui divisi marketingnya jeli dengan meminta agen advertising untuk mengerjakan iklan dengan model bule karena tahu bahwa bangsa ini selalu percaya dengan produk-produk yang dipakai bangsa asing. Ada beberapa iklan yang menggunakan model bule dalam tayangan iklan di tv. Anda bisa saja beranggapan bahwa mungkin wajah bule lebih ok atau camera look gitulah. Saya berpandangan lainkan boleh, ya itu tadi karena inferiornya anak bangsa ini dan selalu berpandangan bahwa bila yang diiklankan orang asing itu akan lebih baik sehingga sama seperti yang saya sampaikan sebelumnya bisa-bisa membeli karena gengsi bukan karena butuh, inilah memang menariknya dunia marketing.
Dinamika dalam marketing memang begitu menariknya dengan segala terobosan dan cara dalam meningkatkan sales untuk mencapai target. Apa anda memiliki terobosan baru ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H