Disokong ratusan industri padat modal, tak berimbas pada kesejahteraan masyarakat Cilegon secara langsung. Ketua Komisi I DPRD Kota Cilegon pertanyakan kinerja Walikota dan Wakil Walikota yang berjanji mengentaskan pengangguran dan perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Komisi I DPRD Kota Cilegon Masduki menilai, peningkatan investasi di Cilegon sebesar 14,36 persen tak mampu dikelola dengan baik oleh Walikota dan Wakil Walikota yang sibuk dengan kegiatan seremonial. Hal ini, dibuktikan dengan anjloknya angka laju pertumbuhan ekonomi Kota Cilegon terbaru.Â
"Tak main-main ini anjolk hampir 1 persen dari tahun sebelumnya, dimana data publikasi BPS Perekonomian Kota Cilegon Tahun 2022 memang tumbuh 4,50 persen. Tapi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian Tahun 2021 yang tumbuh 5,24 persen atau anjlok 0,74 persen," ungkapnya, Rabu (10/05/2023).
Menurut Masduki, dengan anjloknya angka pertumbuhan ekonomi, namun Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Angka Investasi yang masuk meningkat dari tahun sebelumnya. Maka, Walikota dan Wakil Walikota tak mampu mengelola investasi yang masuk dan industri yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
Dimana, saat ini industri memang diajak berkolaborasi, namun untuk kegiatan yang bersifat seremonial yang berimbas amat kecil pada masyarakat Cilegon secara luas.
"Seperti beberapa kegiatan yang berlangsung, itu tak membawa dampak pada sektor mikro, yang bersentuhan langsung dengan perekonomian masyarakat. Kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi kita melambat karena masyarakat dibawah semakin kesulitan tahun ini," jelasnya.
Baginya, indikator lain adalah setiap hari keluhan di sosial media hingga reses anggota DPRD Kota Cilegon isinya tentang kesulitan ekonomi warga yang berhubungan dengan penurunan omzet UMKM dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Sebab, saat dirinya mengkaji perekonomian Cilegon tak ada yang berkaitan dengan ekonomi masyarakat secara langsung, masih didominasi dengan industri padat modal.
"PDRB per kapita kita tahun ini meningkat, tapi saat saya cek hampir 87 persen lapangan usaha kita didominasi yang berkaitan industri padat modal. Sementara komitmen menggunakan tenaga kerja lokal dan pengusaha lokal rendah," harapnya.
Bagi Masduki, anjloknya pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan pertumbuhan PRDB hingga 18,03 juta rupiah ini harus menjadi alarm untuk Pemkot Cilegon mengevaluasi Pemerintahannya untuk kembali mengarah pada kepentingan masyarakat luas.
"Sudah lah, kita bantu rakyat. Jangan fokus pada seremonial, ayo bersama-sama membangun politik anggaran dan kebijakan yang sepenuhnya berimbas pada kesejahteraan masyarakat sesuai visi misi Walikota," tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H