overtime yang baik haruslah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau proyek yang tidak dapat terselesaikan dalam jangka waktu kerja normal. Namun, dalam hal ini, penting untuk mengelola waktu dan memastikan bahwa tidak terlalu sering melakukan overtime, karena hal ini dapat mengurangi kualitas hidup dan kesehatan.
TujuanBagi generasi muda khususnya generasi Z, perlu sama-sama kita pelajari bahwa di Indonesia, ada beberapa regulasi yang mengatur soal jam kerja dan overtime, seperti Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang Jam Kerja dan Cuti Bagi Pekerja. Dalam regulasi ini, diatur bahwa pekerja tidak boleh bekerja lebih dari 40 jam per minggu dan harus memiliki waktu istirahat yang cukup. Juga diatur bahwa overtime hanya boleh dilakukan dengan persetujuan pekerja dan harus dibayar dengan tambahan gaji yang sesuai.
Dengan demikian, dalam menjalani pekerjaan, Generasi Z harus memperhatikan regulasi dan melakukan overtime dengan bijak. Mereka harus memprioritaskan kesehatan dan kualitas hidup mereka, serta memastikan bahwa mereka memiliki waktu untuk beristirahat dan menjaga kesehatan.
Generasi Z saat ini adalah kelompok usia muda yang mulai memasuki dunia kerja. Mereka dikenal sebagai generasi yang ambisius dan selalu ingin menunjukkan yang terbaik. Namun, seringkali hal ini membawa mereka untuk bekerja lebih dari jam kerja yang seharusnya, yaitu overtime. Padahal, terlalu banyak bekerja overtime bisa merugikan karier Anda dan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik.
Apa Itu Overtime?
Overtime adalah waktu kerja tambahan yang dilakukan setelah jam kerja reguler. Banyak pekerja yang bekerja overtime karena ingin menyelesaikan tugas mereka, memenuhi target, atau bahkan untuk bersaing dengan teman sekerja. Padahal, bekerja terlalu lama tanpa istirahat yang cukup bisa mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup.
Pekerja yang sering bekerja overtime cenderung lebih rentan terhadap stres dan kelelahan. Ini bisa mengurangi konsentrasi dan mempengaruhi kualitas hidup mereka. Overtimed juga bisa mempengaruhi hubungan dengan keluarga dan teman, serta mengurangi waktu untuk berolahraga dan menjalani kegiatan lain yang menyenangkan.
Bekerja overtime juga bisa mengurangi kualitas pekerjaan. Saat pekerja lelah, mereka cenderung kurang fokus dan tidak memiliki energi untuk memikirkan ide-ide kreatif. Ini bisa mempengaruhi hasil kerja dan membuat pekerja kurang memuaskan.
Oleh karena itu, penting bagi generasi Z untuk memahami bahwa bekerja overtime tidak selalu baik. Mereka harus fokus pada tujuan yang lebih baik, yaitu kemajuan perkembangan diri dan perusahaan, bukan hanya bersaing dengan teman sekerja.
Untuk menghindari bekerja overtime, generasi Z harus membuat rencana kerja dan mengelola waktu dengan baik. Mereka juga harus berbicara dengan atasan dan rekan kerja untuk memastikan bahwa tugas dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
Generasi Z harus memahami bahwa kesehatan dan kualitas hidup adalah hal yang penting untuk dicapai. Oleh karena itu, mereka harus mengelola waktu dengan baik dan beristirahat secara teratur untuk mantain kondisi fisik dan mental yang baik. Beban kerja yang berlebihan dan jam kerja yang berlebihan hanya akan membuat mereka merasa lelah dan tidak produktif.
Dengan tidak memaksakan diri untuk bekerja lebih dari jadwal normal, generasi Z akan memiliki waktu untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai dan menjaga kesehatan mereka. Ini akan membantu mereka untuk tetap fokus dan memiliki energi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik.