Dahulu, orang atau para perusahaan menggunakan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) dalam melakukan transaksi, yang prosesnya melewati beberapa bank sebelum mencapai tujuan akhir dana tersebut, proses ini memakan waktu, mahal dan kurang transparansi tentang berapa banyak uang yang akan tiba di ujung yang lain.
Sementara itu, bila yang digunakan oleh Permata Bank dalam transaksi Trade Finance adalah Blockchain, maka dapat meningkatkan efisiensi, karena transaksi dilakukan secara langsung antara pihak tanpa perantara. Dokumen impor atau ekspor dapat diakses oleh semua pihak, dan dapat ditinjau dan disetujui secara real time, sehingga menghilangkan kesalahan dan penundaan.
Namun, disisi yang lain regulasi dan Pembayaran territorial dan yuridis masih belum banyak diatur atau dilindungi oleh Pemerintah. Ini pun harusnya menjadi pacuan bagi Presiden Joko Widodo yang ingin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lebih transparan, akuntabel, serta kian related dan adaptif terhadap pengembangan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H