BUMN) yang selama ini dianggap "sapi perah" oleh pejabat di Indonesia.
Meski ada beberapa catatan negatif untuk Menteri Erick Thohir oleh berbagai pengamat, aktivis hingga mahasiswa, namun harus diakui kontribusi Erick Thohir dalam membangun Badan Usaha Milik Negara (Sapi perah yang dimaksud bukanlah sapi perah dalam arti sapi penghasil susu murni seperti, PT Karya Nusa Tujuh (KNT) anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara 7 (PTPN 7) memelihara sapi perah di Kampung (Desa-red) Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah.
Dikutip dari Tagar.Id dalam artikel berjudul "Sapi perah varietas unggul bernama BUMN" yang diunggah tahun 2012, istilah BUMN sebagai sapi perah muncul ketika ada sebuah SMS dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan, kepada Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Dahlan minta perlindungan adanya pemerasan oleh DPR kepada BUMN. BUMN ibarat sapi perah DPR. Entah apa sebabnya SMS tersebut bocor ke media. DPR pun berang sehingga meminta Dahlan tunjuk hidung siapa yang memeras.
Gebrakan Erick Thohir dimulai ketika membenahi manajemen, tata kelola dan keuangan perusahaan BUMN dengan membubarkan cucu dan anak perusahaan BUMN yang dinilai terlalu banyak. Seperti PT. Pertamina yang saat itu memiliki cucu dan anak perusahaan mencapai 142 dan PT. Krakatau Steel sebanyak 60 perusahaan.
Hal tersebut juga dipertegas melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-315/MBU/12/2019 tentang Penataan Anak Perusahaan atau Perusahaan Patungan di BUMN.
Dalam beberapa artikel berita, Erick mengaku ingin BUMN fokus terhadap bisnis inti sehingga ahli dalam bisnis tersebut, dan menjadi pionir utama.Â
"Bukan menjadi follower apalagi mohon maaf menjadi tempatnya membuat proyek-proyek yang tidak jelas juntrungannya alias tidak jelas, secara ekonomi-bisnis tidak jelas, untuk pelayanan publik pun tidak jelas," ujar Erick, dikutip dari Inews.
Dengan menggabungkan perusahaan sejenis dan atau membuat induk usahanya, kini jumlah BUMN berkurang dari 108 perusahaan menjadi hanya 41 perusahaan.Â
Erick juga sering menyebut hal ini merupakan proses transformasi, dengan menetapkan lima fondasi yakni perbaikan korporasi dan pelayanan publik, fokus pada bisnis inti, inovasi berbasis digitalisasi, proses bisnis yang baik dan diawali dengan transformasi sumber daya manusia.
Hasilnya pun tak main-main, perusahaan BUMN mencatat kenaikan laba bersih korporasi pelat merah yang mencapai 356 Persen sepanjang paruh pertama 2021 jadi Rp 26,35 triliun, dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 5,7 triliun.
Dilain sisi, wartawan senior Agustinus Edy Kristianto di akun Facebook-nya menjelaskan, Erick Thohir amat sangat berpotensi ditelisik dugaan nepotisme nya dalam kasus proyek pembangunan pabrik amoniak Banggai antara anak BUMN Pupuk Indonesia, Rekind, dan PT Panca Amara Utama (PAU), anak perusahaan PT Surya Esa Perkasa TBK (ESSA).
Lebih lanjut, Garibaldi Thohir alias Boy Thohir adalah Preskom PAU sekaligus pengurus dan pemegang saham ESSA. "Dalam perkara ini bahkan sudah ada audit BPK yang mengindikasikan adanya kerugian negara setidaknya Rp1,3 triliun akibat penghapusan piutang," jelasnya, dikutip dari web suaranasional.
Kemudian, saudara dari Menteri BUMN ini juga seolah mendapat previllage kasus investasi Telkomsel (anak perusahaan BUMN Telkom) di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB). Erick Thohir adalah Menteri BUMN yang mewakili NKRI sebagai pemegang mayoritas saham Telkom, sementara Telkom mengendalikan Telkomsel dengan kepemilikan 65% saham.
"Boy Thohir adalah Komisaris Utama GoTo sekaligus pemegang saham sebanyak 1,05 miliar lembar (Akta No. 128 tanggal 29 Oktober 2021)," paparnya.
Laporan Keuangan TLKM Q2 tahun 2021 mencatat Telkomsel telah mengeluarkan total sebesar US$450 juta (Rp6,7 triliun, kurs Rp15 ribu) untuk menelan obligasi konversi tanpa bunga GoTo.
Tak lama lagi GoTo dikabarkan akan IPO, entah di harga pelaksanaan berapa. Berita-berita yang 'membesar-besarkan' betapa jumbonya valuasi GoTo tengah berlangsung (sampai Rp450 triliun+). Ancang-ancang penjatahan saham tengah dilakukan.
Ia mengatakan, jika harga pelaksanaan IPO GoTo Rp500/lembar maka setidaknya Boy Thohir punya aset saham GoTo senilai Rp500-an miliar. Ia masuk di harga Rp1/lembar.
"Tapi, apapun itu, simpel saja kita berpikir: jika adiknya bukan seorang Menteri BUMN, apa semudah itu triliunan uang BUMN disuntikkan ke perusahaan sang kakak? Bagaimana kontrolnya sebagai BUMN yang berakhlak? Di situlah berbahayanya nepotisme," ungkap Agustinus.
Tak hanya itu, organisasi mahasiswa DPP GMNI melalui Ketua Bidang Organisasi DPP GMNI Riski Ananda Pablo mengatakan, munculnya foto dan video Menteri BUMN, Erick Tohir di seluruh jaringan ATM bank milik BUMN sangat tidak etis, sebab ada indikasi Erick Thohir memiliki ambisi menjadi capres atau cawapres 2024.
"Dugaan ini juga diperkuat dengan deklarasi relawan dan hasil survei beberapa lembaga yang memunculkan nama Erick Thohir, baik sebagai capres ataupun cawapres 2024," ujarnya, Selasa (19/10/2021) dikutip dari website resmi DPP GMNI.
Lalu, terkait semboyan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), yang selalu disampaikan Erick Thohir.
"AKHLAK ini, apakah merupakan visi dan misi Erick Tohir atau visi misi kementerian. Padahal secara jelas Presiden Jokowi menyampaikan tidak ada yang namanya visi misi menteri. Kalau ini merupakan visi misi kementerian, mestinya tidak perlu ada video Pak Menteri, biarkan manajemen perusahaan masing- masing berkreativitas. Dalam menyampaikan visi misi tersebut, karena walupun berada dibawah kementerian yang sama, setiap perusahaan memiliki target pasarnya sendiri," ujar Pablo.
Bagaimana menurut para pembaca Kompasiana tentang sosok Erick Thohir layak kah di-reshuffle oleh Jokowi-Ma'ruf Amin? Penulis sendiri memberi kritikan pada Erick Thohir agar tak hanya menggunakan kalimat transformasi, dalam melakukan perubahan-perubahan BUMN ke arah konstruktif.
Tapi juga, lebih menyarankan agar semangat BUMN kembali pada semangat Berdikari, seperti saat pertama kali dibangun.
Bung Karno pernah berkata: "Ingat, produksi, ekonomi adalah perutnya negara. Maka itu jamak lumrahlah kalau kaum reaksioner mengkonsentrasikan sabotasenya kepada perut negara ini."
Dengan mempertinggi produksi (pertanian, perkebunan, dan industri), maka kita akan memerdekakan ekonomi nasional dan memberi makan kepada seluruh rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H