Â
- KAJIAN TEORIÂ
Komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan antara aktor politik, media, dan masyarakat dengan tujuan tertentu, seperti membangun citra, memengaruhi opini publik, atau meningkatkan dukungan pemilih (Nimmo, 2001). Dalam konteks kampanye politik, komunikasi politik menjadi alat strategis untuk menyampaikan visi, misi, dan program kandidat kepada masyarakat. McNair (2011) menegaskan bahwa keberhasilan komunikasi politik dipengaruhi oleh strategi penyampaian pesan, media yang digunakan, serta respons dari audiens.
Teori Media Baru membahas transformasi dari media tradisional ke media digital yang lebih interaktif, personal, dan dinamis (Lievrouw & Livingstone, 2006). Instagram, sebagai bagian dari media baru, memiliki karakteristik unik, seperti kemampuan menyebarkan informasi secara cepat, menciptakan hubungan langsung, dan menyajikan elemen visual yang menarik perhatian audiens. Kaplan dan Haenlein (2010) menjelaskan bahwa media sosial memiliki lima karakteristik utama: partisipasi pengguna, keterbukaan, percakapan, komunitas, dan keterhubungan. Karakteristik ini memungkinkan kandidat politik untuk menyampaikan pesan kampanye secara personal dan membangun hubungan emosional dengan audiens. Fitur seperti unggahan foto, video, siaran langsung, dan interaksi melalui komentar menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan dan memperkuat citra politik.
Konsep Keterlibatan di Media Sosial merujuk pada interaksi pengguna dengan konten, seperti menyukai, mengomentari, membagikan, atau melihat unggahan (Cohen, 2013). Tingkat keterlibatan menjadi indikator penting untuk menilai keberhasilan kampanye di platform digital. Konten yang relevan dan menarik cenderung menghasilkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi, yang dapat memengaruhi opini dan perilaku audiens. Dalam konteks politik, tingginya keterlibatan menunjukkan keberhasilan dalam membangun komunikasi yang efektif antara kandidat dan pemilih. Sundar et al. (2016) menemukan bahwa penggunaan visual yang menarik dan narasi yang kuat dalam kampanye digital mampu meningkatkan respons emosional dan memengaruhi niat memilih audiens
Â
- METODEÂ
Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif deskriptif, yang bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik kampanye Prabowo Subianto di Instagram selama Pilpres 2024. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur hubungan antara berbagai elemen kampanye (seperti frekuensi unggahan, jenis konten, pesan yang disampaikan, dan interaksi) dengan respons audiens (termasuk tingkat keterlibatan, sentimen audiens, dan niat memilih).
Penelitian ini menggunakan desain studi kuantitatif deskriptif, dengan menganalisis data dari unggahan Instagram resmi Prabowo Subianto yang terjadi selama periode kampanye Pilpres 2024. Data kuantitatif diperoleh dari statistik media sosial (jumlah likes, komentar, share, dan tampilan), serta analisis sentimen audiens berdasarkan komentar yang diberikan. Setelah itu meneliti tentang Populasi dan Sampel, Populasi: Semua unggahan di akun Instagram resmi Prabowo Subianto (@prabowo) antara 1 September 2023 hingga 31 Januari 2024 saat kampanye Pilpre. Sampel: Menggunakan metode purposive sampling, yakni 50 unggahan dengan tingkat keterlibatan tertinggi dan relevansi dengan tema kampanye. Dan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa Data Primer: Data statistik unggahan Instagram diperoleh melalui alat analitik media sosial seperti Social Blade, Hootsuite, atau secara manual melalui Instagram Insight. Data Sekunder: Data tambahan diambil dari artikel, laporan, dan penelitian yang berkaitan dengan strategi kampanye politik. Dan ada beberapa varabel yang diteliti berupa Variabel Bebas (X): Elemen-elemen kampanye, Frekuensi unggahan, Jenis konten (foto, video, carousel), Narasi pesan (positif, edukatif, persuasif), Interaksi (balasan komentar, penggunaan fitur live). Variabel Terikat (Y): Respons audiens, Engagement rate (jumlah like, komentar, dan share dibagi dengan total pengikut), Sentimen audiens (positif, netral, negatif), Niat memilih (diperoleh melalui survei atau polling online sederhana). Adapun data Deskriptif Statistik yaitu untuk menggambarkan tren dalam frekuensi unggahan, jenis konten, dan tingkat keterlibatan. Unggahan Video yang diposting oleh akun instagram resmi Prabowo Subianto (@prabowo) pada 1 September 2023 memperoleh like 25,000 serta 5,000 komentar dari total 150,000 yang menonton, dengan engagement rate sebesar 8.5%. Unggahan foto pada tanggal 5 September 2023 memperoleh 15,000 like dan 2,000 komentar, dengan engagement rate 4.3%. Postingan carousel yang diunggah Prabowo Subianto pada tanggal 10 september 2023 memperoleh 30,000 like, 3,500 komentar, dan 180,000 penonton dengan engagement rate sebesar 7.8%. Dan pada tanggal 15 November 2023, video yang diunggah oleh Prabowo Subianto memperoleh 20,000 like, 4,000 komentar, dan 100,000 penonton dengan engagement rate sebesar 6.2%.
- HASIL DAN PEMBAHASANÂ
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai teknik kampanye Prabowo Subianto di Instagram selama Pilpres 2024 dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan analisis terhadap 50 unggahan Instagram dengan keterlibatan tertinggi, berikut adalah temuan utama dari penelitian ini:
Frekuensi Unggahan: Prabowo Subianto mengunggah konten di Instagram dengan frekuensi rata-rata 5 hingga 7 kali per minggu selama periode penelitian. Konsistensi ini mencerminkan upaya yang berkelanjutan untuk mempertahankan eksistensi dan meningkatkan interaksi dengan audiens. Jenis konten yang diunggah meliputi video, foto, dan carousel yang mencakup berbagai topik, seperti visi misi, kegiatan lapangan, dan pesan-pesan persuasif untuk pemilih.
Jenis Konten: Konten berupa video mendapat perhatian paling besar dari audiens, dengan rata-rata 25.000 like dan 5.000 komentar. Video juga memperoleh jumlah tampilan yang lebih tinggi, sekitar 150.000 tampilan per unggahan. Sementara itu, konten berupa foto dan carousel menghasilkan interaksi yang lebih rendah namun tetap signifikan, dengan rata-rata 15.000 like dan 2.000 komentar.