Depok, Jawa Barat – Sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan inklusif dan pengakuan atas pengalaman belajar siswa di luar kurikulum formal, mahasiswa dari Universitas Pamulang menginisiasi program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di MTs Salafiyah Bedahan Sawangan, Kota Depok. Program ini menjadi bagian dari Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) mahasiswa Universitas Pamulang dalam mendukung inovasi pendidikan yang berbasis inklusi.
Kepala MTs Salafiyah Bedahan, Ibu Farida, S.Pd.I , mengungkapkan apresiasinya terhadap Universitas Pamulang atas inisiatif ini. Ia menegaskan pentingnya RPL untuk membuka peluang pendidikan yang lebih luas bagi siswa.
“Kami sangat bangga bisa bekerja sama dengan Universitas Pamulang dalam program ini. memberikan pengakuan yang adil kepada siswa yang belajar di luar ruang kelas dan membantu mereka meraih potensi maksimal,” ujarnya.
Pelaksanaan program dimulai dengan tahap sosialisasi kepada siswa, diikuti asesmen pengalaman belajar siswa. Siswa diminta mengumpulkan bukti seperti portofolio, sertifikat pelatihan, atau testimoni dari kegiatan non-formal yang pernah diikuti.
Salah satu siswa, Nabila, mengungkapkan rasa bangganya atas program ini. “Pengalaman saya selama belajar di pesantren akhirnya diakui di sekolah. Ini memotivasi saya untuk terus belajar,” katanya.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya di Kota Depok. Kepala madrasah dan dosen Universitas Pamulang sepakat bahwa langkah ini menjadi model kerja sama strategis antara perguruan tinggi dan sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
“Semoga ini menjadi awal dari transformasi pendidikan berbasis pengalaman. Kami berharap kolaborasi dengan Universitas Pamulang dapat terus berkembang di masa depan,” ujar Ibu Farida.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H