Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Besar 2_Pemeriksaan pajak_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan_Prof. Dr. Apollo, S.E., Ak., M.Si., CIFM.,

30 November 2024   07:14 Diperbarui: 30 November 2024   07:14 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hubungan antara pemikiran Hegelian dan moralitas dalam praktik audit dapat dilihat dari bagaimana konsep-konsep Hegelian tentang kebenaran, kesadaran moral, dan tanggung jawab sosial mempengaruhi etika dan perilaku auditor. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan tersebut:

  • Kebenaran Absolut dan Pencarian Kebenaran
  • Kebenaran sebagai Tujuan: Dalam pandangan Hegel, kebenaran adalah sesuatu yang absolut dan harus dicari melalui proses dialektika. Auditor memiliki tanggung jawab untuk mencari dan menyajikan kebenaran dalam laporan audit mereka. Hal ini mencakup penilaian yang objektif terhadap laporan keuangan dan pengungkapan informasi yang relevan.
  • Pentingnya Akurasi: Auditor harus memastikan bahwa semua informasi yang disajikan akurat dan mencerminkan kondisi sebenarnya dari entitas yang diaudit. Ketidakakuratan dalam laporan dapat merugikan banyak pihak, termasuk investor, karyawan, dan masyarakat.
  • Kesadaran Moral dalam Tindakan Auditor
  • Kesadaran Moral: Hegel menekankan pentingnya kesadaran moral dalam tindakan individu. Auditor harus memiliki kesadaran akan dampak dari keputusan mereka terhadap berbagai pemangku kepentingan. Ini berarti bahwa auditor tidak hanya bertindak berdasarkan kepentingan klien tetapi juga mempertimbangkan implikasi sosial dari temuan mereka.
  • Etika Profesional: Kode etik profesional auditor, seperti yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), mengharuskan auditor untuk bertindak dengan integritas, objektivitas, dan independensi. Kesadaran moral ini mendorong auditor untuk menolak tekanan eksternal yang dapat memengaruhi keputusan mereka.
  • Tanggung Jawab Sosial
  • Peran Auditor dalam Masyarakat: Hegelianisme menggarisbawahi bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat. Dalam konteks audit, ini berarti auditor harus mempertimbangkan bagaimana laporan audit mereka dapat mempengaruhi kebijakan publik dan keputusan bisnis.
  • Kontribusi terhadap Kesejahteraan Umum: Auditor diharapkan untuk memberikan rekomendasi yang tidak hanya memenuhi kepatuhan hukum tetapi juga mendukung pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan prinsip moralitas yang mengharuskan individu untuk bertindak demi kebaikan bersama.
  • Refleksi Dialektis dalam Praktik Audit
  • Proses Pembelajaran Berkelanjutan: Proses dialektika Hegelian tesis, antitesis, sintesis dapat diterapkan dalam praktik audit untuk menganalisis situasi secara mendalam. Auditor harus mampu mengidentifikasi masalah (antitesis) dan menghasilkan solusi (sintesis) berdasarkan temuan mereka.
  • Adaptasi terhadap Perubahan: Dengan memahami bahwa realitas bersifat dinamis, auditor perlu terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan regulasi dan praktik terbaik di industri.

Kenapa Pendekatan Dialektika Hegelian dan Dialektika Hanacaraka dapat dikaitkan dengan audit

Pendekatan dialektika Hegelian dan Hanacaraka dapat dikaitkan dengan audit karena keduanya menawarkan kerangka filosofis yang mendalam untuk memahami kompleksitas dan dinamika dalam proses audit. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kedua pendekatan ini relevan dalam konteks audit:

Modul Pembelajaran Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG
Modul Pembelajaran Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG
  • Proses Dialektika dalam Audit
  • Dialektika Hegelian: Dalam audit, proses dialektika Hegelian dapat diterapkan melalui tiga tahap: tesis, antitesis, dan sintesis. Tesis mewakili kebijakan atau prosedur yang ada, antitesis mencakup temuan atau masalah yang diidentifikasi selama audit, dan sintesis adalah rekomendasi atau solusi yang dihasilkan dari interaksi antara keduanya. Proses ini memungkinkan auditor untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang kondisi organisasi dan meningkatkan kualitas laporan audit.
  • Dialektika Hanacaraka: Pendekatan ini menekankan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam. Dalam praktik audit, auditor diharapkan untuk mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap keputusan yang diambil. Hal ini menciptakan kesadaran akan tanggung jawab sosial auditor terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga audit tidak hanya menjadi evaluasi angka tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan.
  • Pentingnya Konflik dan Resolusi
  • Hegelian: Hegel melihat konflik sebagai elemen penting untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi. Dalam konteks audit, perbedaan pandangan antara auditor dan wajib pajak (WP) sering kali muncul. Melalui dialog dan negosiasi, kedua pihak dapat mencapai resolusi yang lebih baik mengenai kewajiban perpajakan. Ini menciptakan sistem yang lebih transparan dan akuntabel.
  • Hanacaraka: Pendekatan ini juga mengakui adanya konflik dalam interaksi sosial, tetapi lebih menekankan pada harmoni dan keseimbangan. Dalam audit, auditor diharapkan untuk tidak hanya menyelesaikan konflik tetapi juga membangun hubungan yang baik dengan semua pemangku kepentingan. Hal ini menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan kolaboratif.
  • Etika dan Tanggung Jawab Sosial
  • Hegelian: Konsep ketuhanan dalam Hegelian menuntut auditor untuk bertindak dengan integritas dan kejujuran. Auditor harus menyadari bahwa laporan mereka dapat mempengaruhi banyak pihak, sehingga mereka harus bertanggung jawab atas kebenaran informasi yang disajikan.
  • Hanacaraka: Filosofi Hanacaraka menekankan pentingnya moralitas dan tanggung jawab sosial. Auditor harus mempertimbangkan dampak dari rekomendasi mereka terhadap masyarakat luas. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai etika dari Hanacaraka, auditor dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
  • Refleksi Berkelanjutan
  • Hegelian: Proses dialektika Hegelian mendorong auditor untuk terus belajar dari pengalaman sebelumnya, baik dari kesalahan maupun keberhasilan. Ini menciptakan siklus perbaikan berkelanjutan dalam praktik audit.
  • Hanacaraka: Pendekatan ini juga mendorong refleksi moral dan spiritual dalam praktik audit. Auditor diharapkan untuk merenungkan tindakan mereka dan dampaknya terhadap orang lain, sehingga meningkatkan kualitas keputusan yang diambil

How

Integrasi Dialektika Hegelian dan Hanacaraka dalam Audit:

Integrasi antara dialektika Hegelian dan Hanacaraka dalam praktik audit dapat memberikan pendekatan yang lebih holistik dan mendalam, menggabungkan pemikiran filosofis Barat dengan nilai-nilai budaya lokal. Berikut adalah penjelasan mengenai integrasi kedua pendekatan ini dalam konteks audit:

1. Proses Dialektika dalam Audit

Tesis, Antitesis, dan Sintesis: Dalam dialektika Hegelian, proses audit dapat dipahami melalui tiga tahap ini. Tesis dapat diartikan sebagai standar atau prosedur audit yang ada, antitesis sebagai temuan atau masalah yang diidentifikasi selama audit, dan sintesis sebagai solusi atau rekomendasi yang dihasilkan untuk memperbaiki sistem. Proses ini menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi organisasi dan meningkatkan kualitas audit.

2. Nilai-Nilai Moral dan Etika

Konsep Ketuhanan dalam Hanacaraka: Filosofi Hanacaraka menekankan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan tanggung jawab moral. Dalam praktik audit, auditor tidak hanya bertugas untuk menilai angka dan laporan keuangan, tetapi juga harus mempertimbangkan dampak sosial dari temuan mereka. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai moral dari Hanacaraka, auditor dapat lebih sensitif terhadap isu-isu etika dan tanggung jawab sosial dalam laporan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun