Mohon tunggu...
Muhamad Fazri
Muhamad Fazri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Perilaku Komunikasi Sosial Generasi Milenial Dan Generasi Gen Z Di Era Digital

8 Juli 2024   10:34 Diperbarui: 8 Juli 2024   10:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

merupakan refleksi dari pergeseran budaya komunikasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Generasi Milenial, yang lahir sekitar tahun 1980-an hingga awal 2000-an, dan Generasi Z, yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dan berkembang di tengah-tengah transformasi teknologi informasi dan komunikasi yang cepat.

Era digital ini telah mengubah fundamental cara mereka berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan membangun hubungan interpersonal. Teknologi digital seperti internet, media sosial, perangkat mobile, dan aplikasi messaging telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari generasi ini. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara mereka berkomunikasi, tetapi juga memengaruhi nilai-nilai, norma-norma sosial, dan pola interaksi mereka dengan lingkungan sekitar.

Perilaku komunikasi sosial generasi ini sangat dipengaruhi oleh platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok. Platform-platform ini tidak hanya menjadi sarana untuk berbagi informasi, tetapi juga memengaruhi cara mereka menyampaikan pesan, mengekspresikan diri, dan membangun identitas digital. Misalnya, penggunaan emoji, meme, dan bahasa yang tidak formal telah menjadi semakin umum dalam komunikasi sehari-hari mereka.

Selain itu, kecepatan dan kemudahan akses informasi juga memainkan peran penting dalam perubahan perilaku komunikasi mereka. Generasi ini tumbuh dalam budaya di mana informasi tersedia secara instan, memungkinkan mereka untuk cepat beradaptasi dan menyerap tren baru dalam komunikasi. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana tren viral dapat dengan cepat mempengaruhi bahasa dan gaya komunikasi mereka.

Namun, tidak hanya aspek positif yang muncul dari perubahan ini. Ada juga tantangan dan masalah baru yang timbul, seperti privasi online, kecanduan media sosial, dan penyebaran informasi palsu atau hoaks. Generasi ini perlu menghadapi dan menavigasi berbagai risiko yang muncul seiring dengan penggunaan teknologi digital.

Selain itu, perbedaan antara Generasi Milenial dan Generasi Z dalam perilaku komunikasi juga menjadi hal yang menarik untuk diamati. Meskipun keduanya tumbuh dalam era digital, mereka memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal preferensi media sosial, gaya berkomunikasi, dan cara mereka membangun jejaring sosial. Era digital telah membawa transformasi besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam cara berkomunikasi. Generasi Milenial dan Generasi Z, yang lahir dan dibesarkan di era ini, menunjukkan pola komunikasi sosial yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Perkembangan teknologi digital seperti internet, smartphone, dan media sosial telah merevolusi cara orang berkomunikasi. Platform digital ini menawarkan berbagai fitur yang memungkinkan interaksi yang lebih cepat, mudah, dan beragam. Generasi Milenial dan Generasi Z terbiasa menggunakan platform ini sejak kecil, sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan mereka. Generasi Milenial dan Generasi Z memiliki kebutuhan tinggi untuk terhubung dengan orang lain dan mendapatkan informasi. Platform digital menyediakan ruang yang ideal untuk memenuhi kebutuhan ini. Media sosial memungkinkan mereka untuk terhubung dengan teman, keluarga, dan bahkan orang asing dari seluruh dunia.

Selain itu, platform digital juga menyediakan akses mudah ke berbagai informasi. Generasi ini terbiasa mencari informasi secara online dan memanfaatkan berbagai sumber untuk mempelajari hal baru. Generasi Milenial dan Generasi Z dibesarkan dalam budaya kolaborasi dan interaktivitas. Mereka terbiasa bekerja sama dengan orang lain dan saling berbagi ide. Platform digital mendukung budaya ini dengan menyediakan fitur yang memungkinkan kolaborasi dan interaksi secara online. Generasi Milenial dan Generasi Z memiliki keinginan kuat untuk berekspresi dan berbagi pengalaman mereka dengan orang lain. Platform digital menyediakan ruang yang aman dan terbuka untuk mereka mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.

Budaya populer, seperti film, musik, dan video game, juga memiliki pengaruh terhadap perilaku komunikasi sosial Generasi Milenial dan Generasi Z. Tren dan gaya komunikasi yang muncul di media populer sering kali diadopsi oleh generasi ini.

Perubahan perilaku komunikasi sosial Generasi Milenial dan Generasi Z memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya termasuk peningkatan konektivitas, akses informasi, dan kolaborasi. Namun, perubahan ini juga dapat membawa dampak negatif, seperti c yberbullying, penyebaran informasi yang salah, dan kecanduan media sosial. Memahami latar belakang perubahan perilaku komunikasi sosial Generasi Milenial dan Generasi Z penting untuk memahami bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Hal ini juga penting bagi generasi sebelumnya untuk dapat berkomunikasi dengan generasi muda secara efektif dan membangun hubungan yang positif. Perubahan perilaku komunikasi generasi milenial dan generasi Z di era digital dapat dilihat dalam berbagai aspek. Pertama, perilaku komunikasi yang semula interaktif menjadi pasif. Sebelum menggunakan gawai, generasi milenial dan generasi Z aktif dalam berkomunikasi, tetapi setelah menggunakan gawai, mereka menjadi lebih pasif dan tidak fokus dalam berkomunikasi. Kedua, berkurangnya komunikasi tatap muka disebabkan oleh kehadiran gawai. Komunikasi tatap muka yang sebelumnya biasa digunakan oleh milenial dan gen Z dalam berkomunikasi di Kecamatan Kuranji, namun kehadiran gawai membuat perubahan perilaku komunikasi setelah menggunakan gawai. Perubahan perilaku komunikasi generasi milenial dan generasi Z di era digital juga dipengaruhi oleh teknologi gawai. Gawai telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari, dan penggunaannya telah mengubah cara generasi milenial dan generasi Z berkomunikasi. Berbagai macam kegunaan gawai bagi milenial dan gen Z tidak hanya untuk berhubungan memenuhi kebutuhan komunikasi, tetapi juga sudah menjadi sarana informasi, edukasi, hiburan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah perilaku komunikasi, komunikasi interpersonal, komunikasi generasi milenial, komunikasi generasi Z, new media, dan behaviorisme sosial. Pendekatan fenomenologi Alfred Schutz dengan paradigma konstruktivisme digunakan untuk menganalisis perilaku komunikasi generasi milenial dan generasi Z di era digital di Kecamatan Kuranji dari sepuluh orang informan. Hasil penelitian menunjukkan empat perilaku milenial dan generasi Z terbentuk di Kecamatan Kuranji, yaitu perilaku komunikasi dari aktif menjadi pasif disebabkan oleh gawai, berkurangnya komunikasi tatap muka disebabkan oleh gawai, tidak fokus dalam berkomunikasi disebabkan oleh gawai, dan perilaku komunikasi online disebabkan oleh gawai

refrensi

  • Boyd, D., & Ellison, N. (2007). Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13(1), 210-230.
  • Danet, B. (2001). Text as mask: Gender, play, and performance on the Internet. In M. Bucholtz, A. C. Liang, & L. A. Sutton (Eds.), Reinventing identities in second language writing (pp. 62-90). National Council of Teachers of English.
  • Shifman, L. (2014). Memes in digital culture. MIT Press.
  • Andreassen, C. S., Pallesen, S., & Griffiths, M. D. (2017). The relationship between addictive use of social media, narcissism, and self-esteem: Findings from a large national survey. Addictive Behaviors, 64, 287-293.
  • Vaccaro, K. M., Borum, R., & Ghandour, K. (2017). Social media use and adolescent mental health: A systematic review. Adolescence, 52(2), 91-112.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun