Mohon tunggu...
Muhamad Satriyo
Muhamad Satriyo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan, Kesehatan Mental, Bimbingan konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PHBS dengan Metode PBL pada Kelas IX D SMP N 4 Wanasari

9 Maret 2024   12:55 Diperbarui: 9 Maret 2024   12:59 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2023 bertempat di kelas IX DSMP Negeri 4 Wanasari Kabupaten Brebes.

BAB III

HASIL KEGIATAN

  • Hasil 
  • Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.
  • Proses pembelajaran Bimbingan dan Konseling yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 
  • Pembelajaran Bimbingan dan Konseling yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
  • Setelah merasakan pengalaman belajar kelompok yang efektif melalui LKPD, peserta didik  terlibat langsung proses bagaimana menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan peserta didik aktif bertanya, diskusi dan juga menulis. Dan semua itu dilakukan dengan senang dan gembira, semua peserta didik dalam kelompok aktif dan kreatif.
  • Setelah selesai, peserta didik juga terlatih untuk presentasi dari hasil diskusi kelompoknya serta kelompok yang lain menanggapi dengan aktif.
  • Penerapan model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan peserta untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi masalah yang dibahas dalam pembelajaran khususnya saat presentasi.
  • Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana peserta didik dapat menyelesikan tugas pada lembar kerja ; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
  • Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran bimbingan dan konseling  berorientasi HOTS dengan menerapkan PBL ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang merancang pembiasaan belajar di sekolah baru melalui sarana LKPD dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
  • Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan permasalahan atau contoh kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.
  • Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis contoh yang digunakan juga berdasarkan pengalaman belajar siswa.
  • Dengan menerapkan PBL, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

  • Masalah yang Dihadapi 
  • Penggunaan Media layanan yang kurang tepat.
  • Pemilihan metode yang kurang tepat, pembelajaran dan karakteristik peserta didik sehingga kurang menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran
  • Beberapa peserta didik belum memahami arahan dari guru dalam mengerjakan LKPD
  • Kompetensi yang dimiliki Guru yaitu perencanaan dalam hal metode, media pembelajaran secara runtut,menarik dan variatif masih perlu di tingkatkan lagi Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus mampu merancang pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta model pembelajaran yang inovatif.
  •  
  • Cara Mengatasi Masalah 
  • Beberapa cara untuk mengatasi masalah yang dialami :

    • Untuk mengatasi masalah pertama saya akan menggunakan media layanan yang kreatif agar pemahaman peserta didik terkait  layanan dalam BK meningkat yaitu dengan penggunaan TPACK sehingga peserta didik tertarik dengan layanan yang ada di BK dan pembelajaran tidak membosankan bagi peserta didik. Layanan klasikal menggunakan vidio pembelajaran, smartphone.
    • Untuk mengatasi masalah yang kedua saya selalu menyapa dan mengingatkan peserta didik untuk kembali fokus dan antusiasdalam mengikuti pembelajaran. Seperti dengan ice breaking
    • Untuk mengatasi masalah ketiga saya mendampingi peserta didik dalam Mengerjakan Proyek memberikan arahan yang jelas dan saat melakukan presentasi di depan kelas. Tidak lupa saya membimbing mereka dengan mengajukan pertanyaan mengenai LKPD yang mereka kerjakan
    • Untuk mengatasi masalah keempat, saya dalam Proses layanan akan menerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam layanan bimbingan klasikal
  •  

     

    • Refleksi Pembelajaran
    • Pada kegiatan ini peserta didik diberikan evaluasi hasil pada layanan konseling individu yang telah dilaksanakan
  •  

    INSTRUMENT EVALUASI HASIL

    LAYANAN KLASIKAL

    • Identitas            :
    • Nama                             :
    • Kelas                              :
    • Topik Layanan  :
    • Tanggal Layanan           :

  • Berilah jawaban "Ya" atau" tidak" pada kolom yang sudah disediakan dengan memberikan tanda centang (v).  

    No.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
  • LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun