Mohon tunggu...
Muhamad ArdiAzizi
Muhamad ArdiAzizi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Selamat Datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Produktivitas Pemuda

6 November 2020   20:49 Diperbarui: 6 November 2020   20:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era pandemi Covid-19 kini sedang melanda Negara-negara di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Banyak perubahan yang terjadi di dunia ini, segala aspek kehidupan juga banyak mengalami perubahan. Mulai dari aspek ekonomi, politik, pendidikan, pendapatan maupun aktivitas orang orang di seluruh dunia. Dengan adaanya pendemi ini yang merupakan akibat dari Virus Corona yang dapat menular melalui udara maka semua aktivitas masyarakat harus dibatasi diluar ruangan dan lebih banyak aktivitas yang dilakukan didalam rumah masing-masing. Ini merupakan kebijakan-kebijakan yang dilakukan di seluruh negara-negara dunia untuk mencegah kasus virus corona tersebut. Kebijakan yang dilakukan antara lain sistem lockdown,karantina wilayah maupun PSBB yang diharapkan bisa mengurangi lajur penyebaran virus corona.


Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak karena pandemi ini, di Indonesia sendiri memperlakukan kebijakan berupa karantina wilayah dan PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar). Untuk aktivitas masyarakat Indonesia pun sama halnya dengan negara lain yaitu dibatasi, semua aspek kehidupan juga berpengaruh. Karena semua aktivitas dibatasi baik itu dari sektor pekerjaan,pendidikan,dan pembangunan pun banyak yang terhenti. Dengan keadaan yang seperti ini maka dapat berpengaruh terhadap aktivitas maupun produktivitas masyarakat yang biasanya menjalani kehidupan mereka sehari-hari.


Hal ini juga berdampak kepada para pemuda yang biasanya menjalani aktivitas mereka de gan penuh energik dan semangat namun akibat adanya pandemi Covid 19 maka para pemuda harus bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada saat ini. Pemuda mempunyai pemaknaan serta strategi tersendiri guna tetap menjalani aktivitas mereka seperti biasa walau keadaan sedang pandemi.  Pengertian pemuda sendiri menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16(enam belas tahun) sampai 30(tiga puluh tahun).


Dalam hal ini maka ada kaitannya dengan teori Emile Durkheim yaitu fakta sosial yang dimana pengertiannya yaitu cara bertindak, berfikir dan merasa yang berada diluar individu dan dilengkapi dengan sebuah kekuatan memaksa yang dapat mempengaruhi dan mengontrol individu itu sendiri. Secara singkat fakta sosial adalah segala sesuatu yang ada diluar dari diri kita  Termasuk adanya pandemi Covid 19 ini merupakan segala sesuatu yang berada diluar individu dan adanya pandemi mempengaruhi segala aktivitas para pemuda. Fakta sosial yang berkaitan dengan era Pandemi Covid 19 yaitu non material, fakta sosial non material ini  terdiri dari empat jenis yaitu moralitas, kesadaran kolektif, representasi kolektif dan arus sosial.


Untuk itu berikut merupakan tanggapan dari pemuda terkait aktifitas mereka dikala pandemi Covid 19 saat ini yang merupakan salah satu bentuk dari fakta sosial. Menurut NEF salah satu mahasiswi Universitas Negeri Jakarta berpendapat bahwa “setiap orang akan tetap produktif walau kondisi Pandemi Covid 19 melanda karena mereka harus mencapai mimpi mereka dan menjawab semua kegagalan yang mereka pernah rasakan” ujar NEF saat saya bertanya melalui Whatsapp. Jumat,(06/11/2020).


Kemudian hal yang dirasakan oleh DSA salah satu mahasiswi Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia “menurut beliau yang merupakan salah satu anggota Mapala yaitu sebuah unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di alam bebas seperti mendaki, panjat tebing dan lain lain. Dengan adanya pendemi ini dapat menggangu aktivitas dari Mapala karena semua kegiatan yang berlangsung seharusnya dengan face to face tetapi karena pandemi harus dilakukan secara daring. Meskipun bisa diakali dengan secara daring namun dalam prakteknya justru akan berdampak pada kurang tepatnya penerapan step by step yang dilakukan karena tidak bisa melihat secara langsung maka berakibat adanya miss dalam penerapan nanti, semisal dalam hal pack untuk pendakian, tes kesehatan, penerapan hidup sehat itu seharusnya dilakukan secara langsung”. Ujar DSA saat saya menanyakan pendapatnya melalui Whatsapp. Jumat,(06/11/2020).


Jika menurut SARL salah satu mahasiswi di Universitas Andalas  beliau mengatakan “bahwa dengan adanya pandemi ini malah meningkatkan produktivitas kita karena makin banyak aktivitas baru yang dilakukan, menjadi rajin dalam mengerjakan tugas dan dia mengatakan kalo sekarang dia menjadi lebih ambis daripada sebelum adanya pandemi justru dia merasa malah dengan kegiatan yang dia lakukan. Ujar SARL saat saya menanyakan pendapatnya melalui Whatsapp. Jumat,(06/11/2020).


Hal serupa juga dikemukakan oleh IM yang merupakan salah satu pemuda yang bekerja di salah satu vendor terkait bahasa pemprograman. Menurutnya “adanya pandemi ini tidak terlalu mempengaruhi produktivitas ia bekerja karena memang dalam bekerja harus profesional, adanya kalanya harus Work From Home  dan ada kalanya harus Work From Office tergantung dari kebijakan kantornya. Yang pasti menurut dia soal produktivitas itu tergantung bagaimana pemuda bisa memaknainya, kalau misal malas atau ga ada kemauan pasti bakal stuck tidak ada kemajuan. Menurutnya juga dia mengatakan kalau dengan adanya pandemi ininharsunya dijadikan titik balik untuk mengubah mindset orang-orang dengan cara research hal-hal baru agar ketika pandemi sudah hilang maka kita siap untuk menghadapi tantangan baru”. Ujar IM saat saya menanyakan pendapatnya melalui Whatsapp. Jumat,(06/11/2020).


Kemudian pendapat menurut AAR salah satu mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia beliau pun menanggapi dengan hal yang sama yaitu ‘ dengan adanya pandemi ini dapat menambah produktivitas dia karena menurutnya dikala pandemi justru memiliki banyak waktu senggang sehingga bisa membuat animasi 3D terbarunya”. Ujar AAR saat saya menanyakan pendapatnya melalui Whatsapp. Jumat,(06/11/2020).
Kemudian ini merupakan tanggapan yang positif dengan adanya pandemi menurut SNA salah satu mahasiswi di Univesitas yang ada di Cirebon bahwa “dengan adanya pendemi maka membuat kita merasa bosan karena harus tetap dirumah saja, dengan adanya perasaan bosan ini maka dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang produktif agar menghilangkan rasa bosan itu. Terutama hal hal segi ekonomi yang menurutnya berpengaruh maka bagaimanapun caranya kita harus bisa lebih produktif salah satunya dengan menambah penghasilan dikala pandemi”. Ujar SNA saat saya menanyakan pendapatnya melalui Whatsapp. Jumat,(06/11/2020).


Dengan melihat pendapat mengenai pemuda maupun pemudi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Pandemi Covid 19 tidak selalu dapat menghambat kita sebagai pemuda untuk selalu beraktivitas secara produktif. Itu semua tergantung dengan bagaimana kita sebagai pemuda bisa mengsiasati berbagai cara serta memanfaatkan waktu yang ada untuk selalu beraktivitas walau sedang keadaan yang sulit seperti ini. Termasuk jika aktivitas harus dijalankan diluar rumah maka tetap menggunakan protokol kesehatan dengan baik. Dengan sikap pemuda yang berusaha tetap aktif dikala pandemi maka untuk kedepannya pemuda bisa menjadi lebih siap untuk menghadapi dunia dimasa saat keadaan sudah kembali normal.

Referensi Bacaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun